Liputan6.com, Jakarta PT Stem Cell and Cancer Research Indonesia (SCCR) menjalin kerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) dalam mengembangkan riset di bidang sel punca atau stem cell di Indonesia.
Founder SCCR Profesor Dr. dr. Agung Putra, M.Si., Med mengungkapkan lewat kolaborasi dengan RSCM bisa melahirkan produk-produk di bidang stem cell yang nantinya bisa digunakan para dokter spesialis di Indonesia.
"Menjadi hal yang penting karena kerja sama dengan rumah sakit terbesar dan rujukan nasional yakni RSCM tentu akan melahirkan produk-produk yang bisa dipertangunggjawabkan, produk yang bisa jadi acuan klinik di seluruh Indonesia," kata Agung usai penandatanganan kerja sama dilakukan pada Jumat, 3 Oktober 2025 di Gedung Kiara, RSCM Jakarta.
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama RSCM, dr. Supriyanto Sp.B, FINACS, M.Kes menyambut baik kerja sama dengan SCCR. Menurut Supriyanto, RSCM sebagai pengampu nasional terhadap pelayanan stem cell mempunyai tanggung jawab besar dalam riset di bidang sel punca.
"Harapannya dengan kolaborasi ini kita menjadi kuat, sehingga bahan-bahan untuk dianalisa menjadi lebih tajam, yang menghasilkan produk yang bermanfaat pada masa depan manusia," kata Supriyanto.
Ia pun yakin lewat kolaborasi ini sel punca yang kini masih dalam tahap riset bisa menghasilkan terobosan dalam meningkatkan kesehatan bangsa. Tentunya dikerjakan oleh orang-orang kompeten di bidang stem cell.
"Jadi dunia ini tidak akan ada perubahan tanpa breakthrough (terobosan). Nah breakthrough itu perlu orang-orang yang kemudian mau mengerjakan sesuatu yang biasanya dianggap tidak mungkin," katanya.
Kolaborasi RSCM dan SCCR untuk Saling Melengkapi
Di kesempatan yang sama Kepala Institut Teknologi Kesehatan (ITK) Sel Punca RSCM Prof dr Ismail Hadisoebroto, SpOT (K) mengungkapkan bahwa lewat kolaborasi dengan SCCR jadi ajang saling belajar dan melengkapi.
"Enggak ada suatu unit layanan yang jago semua, kita mungkin jago di sini, di sana jago bidang lain. Jadi, ini kita saling tukar pikiran," kata Ismail di kesempatan yang sama.
Dikatakan Ismail, RSCM bisa mempelajari cara dalam terapi cel dimana SCCR lebih jago di bidang itu. Lalu, belajar dari SCCR yang memiliki sekretom dalam banyak variasi.
Sekretom adalah sebuah turunan dari stem cell (sel punca). Sebagai informasi, stem cell adalah sel yang memiliki kemampuan untuk memperbanyak dirinya dan berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel. Stem cell berperan terhadap regenerasi jaringan, pengeluaran faktor pertumbuhan, perbaikan kerusakan sel atau jaringan, pembentukan pembuluh darah yang baru, hingga modulasi inflamasi.
Sharing Experience untuk Kemajuan Riset Stem Cell di Indonesia
Menurut Ismail, lewat kolaborasi SCCR dengan RSCM bisa menjadi ajang tukar pikiran maupun sharing experience dalam riset sel punca. Nantinya, bisa untuk kemajuan perkembangan sel punca di Tanah Air.
"Karena dari riset-riset itu, dan kita saling mengisi, satu sama lain bertukar pikiran, akhirnya menjadikan satu layanan," tutur Ismail.
Apa Itu Terapi Stem Cell?
Stem cell atau sel punca adalah suatu sel yang mampu memperbarui diri dan memperbanyak diri dan mampu berdiferensiasi (sel yang matang) di tujuan. Misal dari sel punca menjadi sel tulang.
Ismail menekankan bahwa hingga saat ini terapi stem cell masih dalam riset sehingga belum digunakan secara luas.
"Maka dari itu disusunlah standar layanan supaya layanan itu bisa mengarah, memandu atau ada guideline. Guideline buat dokter serta melindungi the people, jadi masyarakat yang mendapatkan layanan juga aman," tuturnya.
Saat ini sudah ada beberapa tempat yang memberikan penelitian berbasis layanan terapi misalnya untuk ostearthritis atau pengapuran sendi, pengeroposan tulang belakang, pengapuran pada tulang belakang, hingga stroke.
"Mudahnya stem cell digunakan untuk 5R: regenerasi, reparasi, restorasi, replace, rejuve," kata Ismail mengutip podcast Cipto Mangunkusumo Hospital.