Liputan6.com, Jakarta - Mencuci muka tidak hanya soal penampilan tapi juga soal kesehatan kulit secara menyeluruh. Wajah setiap hari terpapar debu, polusi, kotoran, hingga keringat. Jika tidak dibersihkan secara rutin, semua zat itu bisa menyumbat pori-pori hingga memicu timbulnya jerawat.
Sebagian besar dermatolog menyarankan untuk mencuci muka dua kali sehari, yakni pada pagi dan malam hari. Kebiasaan ini dinilai dapat membantu mengangkat kotoran, minyak, serta sisa produk yang menempel di kulit sepanjang hari.
Namun, American Academy of Dermatology Association (AAD) menegaskan bahwa terlalu sering mencuci muka justru bisa merusak lapisan pelindung alami kulit.
“Membersihkan wajah terlalu sering atau dengan pembersih yang keras bisa membuat kulit kehilangan minyak alami. Akibatnya kulit jadi kering, iritasi, bahkan lebih berminyak karena berusaha menyeimbangkan diri,” tulis AAD.
Dilansir dari Very Well Health, faktor kulit, aktivitas harian, lokasi geografis, hingga kondisi medis tertentu juga bisa memengaruhi kebutuhan mencuci muka seseorang. Mereka yang sering berolahraga dan berkeringat lebih banyak misalnya, mungkin perlu membersihkan wajah tambahan setelah beraktivitas.
Sementara itu, bagi pemilik kulit kering atau sensitif mencuci sekali sehari dengan pembersih lembut bisa sudah cukup. Kuncinya adalah mendengarkan sinyal dari kulit dan menyesuaikan rutinitas sesuai kebutuhan.
Pentingnya Cuci Muka untuk Kesehatan Kulit
“Membersihkan wajah memungkinkan kulit untuk menyerap pelembap atau obat topikal dengan lebih efektif,” dikutip dari Indian Journal of Dermatology.
Dengan kata lain, cuci muka yang tepat membuat produk skincare bekerja maksimal. Lebih jauh, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menekankan bahwa mencuci muka membantu mengurangi penyebaran kuman yang sering berpindah saat kita menyentuh wajah.
Kapan Waktu Terbaik untuk Cuci Muka?
Mencuci muka di malam hari dianggap sebagai momen paling penting. Pada saat itu, wajah sudah terpapar kotoran, polusi, serta sisa makeup yang perlu diangkat. Jika dibiarkan menempel semalaman, risiko jerawat dan iritasi meningkat.
Menurut American Academy of Dermatology Association, “Membersihkan wajah di malam hari membantu menghilangkan minyak, kotoran, dan residu produk sehingga kulit bisa ‘bernapas’ saat tidur.”
Pagi hari juga tak kalah penting karena wajah tetap memproduksi minyak ketika tidur. Membersihkan wajah di pagi hari membuat kulit segar sekaligus siap menerima tabir surya atau skincare lainnya.
Namun, untuk kulit yang sangat kering atau sensitif, cuci muka sekali di malam hari saja mungkin sudah cukup. Intinya, dengarkan kondisi kulit sendiri dan sesuaikan dengan kebutuhan harian.
Teknik Cuci Muka yang Benar
Bukan hanya frekuensi, cara mencuci muka juga berpengaruh besar pada kesehatan kulit. Dermatolog menyarankan menggunakan air hangat, bukan panas agar tidak mengiritasi kulit. Pembersih yang digunakan sebaiknya bebas alkohol dan sesuai dengan jenis kulit.
“Gunakan ujung jari, pijat lembut selama 20–30 detik, lalu bilas sampai bersih. Jangan lupa gunakan pelembap setelahnya untuk mengunci hidrasi,” tulis AAD dalam panduannya.
Menggosok wajah dengan handuk kasar atau terlalu lama mencuci justru bisa memperburuk kondisi kulit. Gerakan sederhana, singkat, dan lembut sudah cukup untuk memastikan kotoran terangkat tanpa merusak lapisan pelindung alami kulit.
Menyesuaikan Rutinitas dengan Gaya Hidup
Rutinitas mencuci muka sebaiknya fleksibel dan bisa berubah sesuai dengan gaya hidup atau kondisi lingkungan. Misalnya, saat musim panas atau setelah rutin berolahraga, cuci muka tambahan sangat dianjurkan karena keringat bisa memicu pori tersumbat.
Sebaliknya, saat musim dingin atau cuaca kering, terlalu sering mencuci muka bisa memperparah dehidrasi kulit. Hormonal, penuaan, atau produk skincare baru juga bisa mengubah kebutuhan kulit.
American Academy of Dermatology Association menekankan, “Perhatikan bagaimana kulit terasa setelah dicuci. Jika kering, ketat, atau perih, mungkin Anda perlu mengurangi frekuensi atau mengganti produk pembersih.” Dengan mendengarkan sinyal kulit, Anda bisa menyesuaikan rutinitas yang paling sehat untuk jangka panjang.