Liputan6.com, Jakarta Pertemuan Juventus dan AC Milan selalu menghadirkan cerita menarik di panggung Serie A. Kali ini, kedua raksasa Italia akan berjumpa pada pekan ke-6 Serie A 2025/2026. Laga di Allianz Stadium tersebut dijadwalkan berlangsung pada Senin, 6 Oktober 2025, pukul 01.45 WIB.
Selain gengsi sebagai duel klasik, laga ini kembali menghidupkan memori lama yang tak pernah hilang dari ingatan suporter, yakni insiden ‘gol hantu’ Sulley Muntari. Peristiwa itu seakan menjadi titik balik dalam sejarah perjalanan AC Milan di dekade lalu.
Bagi banyak tifosi Milan, insiden tersebut bukan sekadar kontroversi pertandingan. Lebih dari itu, ‘gol hantu’ diyakini ikut menggiring klub menuju masa paceklik gelar liga yang berlangsung selama sepuluh tahun, hingga akhirnya kembali juara pada musim 2021/2022.
Jejak Panjang dari 2011/12
Musim 2011/12 menjadi salah satu persaingan paling ketat antara Juventus dan AC Milan dalam perebutan Scudetto. Pada pertemuan di San Siro, Milan sejatinya memiliki momentum besar ketika Sulley Muntari mencetak gol yang jelas melewati garis gawang Gianluigi Buffon. Akan tetapi, wasit dan asistennya tidak mengesahkannya.
Seandainya gol itu disahkan, Milan unggul 2-0 dan mungkin meraih kemenangan yang krusial. Kenyataannya, Juventus berhasil menyamakan skor melalui Alessandro Matri. Pertandingan pun berakhir 1-1 dan menjadi langkah penting bagi skuad Antonio Conte untuk merebut gelar dengan catatan tak terkalahkan.
Antonio Nocerino, eks gelandang Milan, bahkan percaya kalau insiden itu mengubah perjalanan klub selamanya. Ia berkata, “Itu luar biasa, itu gol. Buffon sudah berada di belakang garis gawang ketika ia menepis bola.”
Efek Domino Bagi Milan
Menurut Nocerino, ‘gol hantu’ itu bukan hanya sekadar momen yang merugikan di lapangan, melainkan pemicu keruntuhan sebuah era. “Momen ini mengubah masa depan Milan. Dengan gol itu, Milan akan memenangkan Scudetto. Para pemain besar – Zlatan dan Thiago Silva – tidak akan pergi dari klub pada musim panas itu,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kemenangan Scudetto saat itu akan membuat klub lebih percaya diri untuk berinvestasi. “Klub akan menginvestasikan lebih banyak uang untuk terus menang. Jadi, gol hantu ini mengubah sejarah Milan,” kata Nocerino.
Faktanya, pada musim panas 2012, Milan melepas Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva ke Paris Saint-Germain (PSG). Kepindahan dua bintang besar itu menandai awal penurunan prestasi Rossoneri, yang baru bisa kembali ke papan atas bertahun-tahun kemudian.
Apa yang Bisa Terjadi Seandainya Gol Itu Disahkan?
Spekulasi tentang “seandainya gol Muntari sah” memang akan selalu menghantui. Juventus berhasil mengakhiri musim 2011/12 dengan rekor tak terkalahkan, tetapi banyak yang percaya sejarah Serie A bisa berbeda jika Milan saat itu unggul 2-0.
Seandainya Milan keluar sebagai juara, bukan tidak mungkin Juventus gagal memulai dominasi panjangnya yang berakhir dengan sembilan gelar Serie A beruntun. Sementara itu,Milan mungkin bisa mempertahankan para pemain bintang dan menambah koleksi Scudetto lebih cepat.
Kini, bertahun-tahun setelah insiden itu, setiap kali Juventus dan AC Milan bertemu, bayangan ‘gol hantu’ Muntari tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari rivalitas mereka. Dan menjelang duel terbaru di Allianz Stadium, memori tersebut kembali diingat oleh para tifosi kedua kubu.