Istanbul (ANTARA) - Rusia akan mengambil "tindakan pembalasan yang sangat keras" jika Uni Eropa melanjutkan rencana untuk mentransfer aset Rusia yang dibekukan ke Ukraina, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memperingatkan pada Rabu (8/10).
"Para pejabat Eropa mencoba dengan berani mengantongi dan Rusia - mereka yakin, semakin banyak semakin baik," kata Zakharova kepada para wartawan di Moskow.
"Namun, skema pinjaman curang yang mereka promosikan (ke Kiev) telah memicu reaksi yang sangat tenang di banyak ibu kota Eropa. Keinginan untuk melakukan penipuan masih digantikan oleh rasa takut akan konsekuensi hukum dan tindakan pembalasan. Saya ulangi, tindakan ini akan sangat keras," katanya.
Komentar Zakharova tersebut muncul setelah Perdana Menteri Belgia Bart De Wever menyerukan jaminan hukum penuh dari seluruh UE sebelum pengambilalihan aset Rusia, sebuah sikap yang dilaporkan membuat jengkel beberapa pemimpin Eropa selama KTT informal UE pekan lalu di Kopenhagen.
Para pejabat di Belgia membela posisi De Wever, dengan mengatakan bahwa dia bertindak untuk "melindungi kepentingan nasional."
Mayoritas aset kedaulatan Rusia yang dibekukan di Eropa - dengan total lebih dari 200 miliar euro (sekitar Rp3.848 triliun) - saat ini dipegang oleh platform keuangan Euroclear di Belgia.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bulan lalu bahwa UE tidak berencana untuk menyita aset Rusia secara langsung, tetapi bermaksud menggunakan hasilnya untuk memberikan pinjaman kepada Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya memperingatkan bahwa setiap upaya negara-negara Barat untuk menyita cadangan Rusia akan "menghancurkan tatanan keuangan dan ekonomi global" dan memperdalam "separatisme ekonomi."
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan Moskow "pasti akan menanggapi" apa yang dia sebut sebagai pencurian, dan menambahkan bahwa Rusia akan mengambil tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Rusia sindir hipokrasi AS di Gaza dan Ukraina
Baca juga: Zakharova: Kehadiran militer asing di Ukraina ancaman bagi Rusia
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.