Liputan6.com, Jakarta - Meta dilaporkan punya ambisi besar baru di luar media sosial dan kacamata AR. Raksasa teknologi ini dikabarkan sedang meneliti dan mengembangkan robot cerdas bernama "Metabot".
Berbeda dari Apple dan Tesla yang fokus pada perangkat keras, perusahaan induk Facebook ini justru ingin menguasai perangkat lunak robotik.
Tujuan mereka adalah menciptakan sistem operasi atau software khusus nantinya bisa dilisensikan dan dipakai berbagai produsen robot.
Mengutip Engadget, Sabtu (3/10/2025), CTO Meta, Andrew Bosworth, mengatakan "software adalah hambatan" dalam industri robotik saat ini.
Ambisi ini jadi membuat raksasa media sosial (medsos) tersebut ingin berperan seperti Google dengan OS Android di dunia smartphone.
Kabarnya, proyek ini ditopang oleh tim robotik internal dan laboratorium AI canggih Meta, Superintelligence Labs.
Proyek Awal: 'World Model'
Langkah awal Meta saat ini adalah mengembangkan "world model", sebuah software simulasi yang dapat digunakan untuk melatih robot melakukan berbagai macam tugas.
Contohnya, software ini dapat dipakai melatih robot agar bisa menggerakkan tangan dengan lincah.
Meta juga dsebutkan, saat ini sedang menjajaki ide membuat robot rumah tangga, dari membersihkan rumah hingga melipat pakaian.
Meski masih terdengar futuritis, arah pengembangan ini memberi gambaran jelas Meta serius ingin menghadirkan robot mampu membantu pekerjaan manusia sehari-hari.
Strategi Meta dalam dunia robotik bisa dibilang cukup berbeda jika dibandingkan dengan para pesaingnya.
Sebagai contoh, Apple kabarnya sedang mengembangkan robot rumahan dimulai dari perangkat berbentuk lengan mekanis dipasang di meja dan dilengkapi layer.
Sementara itu, Tesla yang sudah beberapa kali memperlihatkan prototipe robot humanoid mereka, Optimus, meski sejauh ini hanya dalam kondisi sangat terkontrol.
Proyek 'Bakar Uang' Meta Berikutnya?
Ambisi Meta di dunia robotik ini muncul di saat proyek besar mereka sebelumnya, kacamata augmented reality (AR) bernama Project Orion, masih dalam tahap pengembangan dan belum bisa dinikmati masyarakat luas.
Proyek robot ini seolah jadi sinyal bahwa Meta masih terus mencari “hal besar” berikutnya setelah media sosial.
Beberapa pihak menilai langkah ini bisa saja menjadi proyek “bakar uang” terbaru, setelah sebelumnya perusahaan menghabiskan dana besar-besaran untuk menggarap metaverse dan teknologi AR.
Walau begitu, pilihan Meta untuk fokus pada perangkat lunak bisa jadi strategi yang cukup cerdas.
Mereka bisa tetap punya peran penting dalam industri robotik tanpa harus ikut dalam perlombaan membangun perangkat keras yang mahal dan sulit.