Liputan6.com, Jakarta - Bos Instagram, Adam Mosseri, kembali menegaskan Meta tidak pernah mendengarkan percakapan pengguna atau menguping lewat mikrofon ponsel untuk menargetkan iklan.
Lewat unggahan di akun Instagram pribadinya, Mosseri menyebut tudingan tersebut tidak masuk akal dan mustahil dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna HP Android atau iOS.
Teori ini sudah lama beredar karena banyak orang merasa iklan yang muncul di feed mereka terlalu pas, sering kali sesuai dengan topik yang baru saja mereka bicarakan.
“Bisa jadi Anda sudah melihat iklan tersebut sebelum melakukan percakapan, hanya saja tidak memperhatikannya,” jelas Mosseri dalam unggahan video di Instagram.
Bantahan ini muncul di saat ironis. Sebab, Meta baru saja mengumumkan akan mulai memanfaatkan data dari interaksi pengguna dengan produk AI mereka sebagai salah satu sinyal baru untuk menargetkan iklan.
Bukan dari Mikrofon, Ini Cara Kerja Iklan Meta
Menurut Mosseri, ada dua alasan logis kenapa teori itu keliru. Pertama setiap kali mikrofon ponsel digunakan, indikator lampu kecil di bagian atas layar akan menyala.
Kedua, penggunaan mikrofon secara diam-diam akan membuat baterai cepat habis, yang pasti langsung disadari pengguna.
Lalu, kenapa banyak orang merasa iklan muncul begitu akurat? Mosseri menjelaska, hal itu karena sistem rekomendasi iklan Meta bekerja erat dengan para pengiklan.
Para pengiklan biasanya membagikan data siapa saja sudah pernah mengunjungi situs mereka. Dari data itulah, Meta bisa menampilkan iklan yang relevan ke pengguna.
Selain itu, algoritma Meta juga melihat pola dari pengguna lain dengan minat mirip. Jadi, kalau orang dengan ketertarikan serupa melihat iklan tertentu, kemungkinan besar iklan yang sama juga akan muncul di feed Anda.
Karena faktor-faktor inilah membuat sistem iklan Meta terasa sangat tepat sasaran dan sudah terbukti efektif selama bertahun-tahun.
Era Baru Penargetan Iklan dengan Data AI
Walaupun Meta tidak benar-benar "menguping" percakapan lewat mikrofon, perusahaan ini sebentar lagi akan mulai memakai jenis data lain tak kalah pribadi.
Dilansir TechCrunh, Meta baru saja mengumumkan kebijakan privasi baru yang akan berlaku mulai 16 Desember.
Lewat aturan baru ini, perusahaan induk Facebook bisa memanfaatkan data dari interaksi pengguna dengan produk AI mereka, seperti Meta AI, untuk jadi sinyal tambahan dalam menargetkan iklan.
Data ini bisa jauh lebih kuat, karena banyak orang biasanya berbincang dengan chatbot AI tentang hal-hal pribadi, mulai dari minat, ide, sampai aktivitas sehari-hari.
Dengan itu, iklan muncul ke depannya berpotensi terasa lebih tepat sasaran lagi, karena Meta bisa membaca pola dari obrolan sifatnya sangat dekat dengan kehidupan pribadi pengguna.
Penyangkalan Sejak Lama dan Faktor Psikologis
Isu soal Meta yang disebut-sebut "mendengarkan" pengguna lewat mikrofon sebenarnya bukan cerita baru. Selama bertahun-tahun, perusahaan sudah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Pada 2016, Facebook (sekarang Meta) pernah merilis pernyataan resmi menyatakan mereka tidak menggunakan mikrofon ponsel untuk kepentingan iklan.
Beberapa tahun setelah itu, CEO Meta, Mark Zuckerberg, juga pernah bersaksi di hadapan Kongres AS dan kembali menolak tuduhan serupa.
Hal senada juga disampaikan Adam Mosseri. Ia menambahkan bahwa ada faktor psikologis yang ikut berperan.
Menurutnya, sering kali pengguna sebenarnya sudah melihat sebuah iklan tanpa sadar, lalu informasi itu tersimpan di kepala.
Ketika topik itu muncul lagi dalam percakapan, seolah-olah iklan yang muncul terasa terlalu "kebetulan", padahal tidak demikian.