
OTORITAS di Madhya Pradesh, India, menangkap seorang dokter anak setelah 14 anak meninggal dunia akibat sirup obat batuk terkontaminasi.
Dr Pravin Soni, dokter pemerintah yang juga memiliki klinik swasta di Parasia, ditangkap pada Sabtu (4/10) malam setelah laporan resmi diajukan oleh Petugas Medis Blok (BMO) Dr Ankit Sallam.
Dalam laporan polisi setebal tujuh halaman, nama Dr Soni dan produsen sirup asal Kanchipuram, Tamil Nadu, tercantum sebagai tersangka. Dua dokter lain, Dr Amit Thakur dan Dr Aman Siddiqui, juga disebut.
Pasal dan Ancaman Hukuman
Kasus ini didaftarkan berdasarkan Pasal 105 dan 276 Bharatiya Nyaya Sanhita (BNS), yang mengatur pembunuhan tidak berencana dan pemalsuan obat.
Selain itu, diterapkan Pasal 27A Undang-Undang Obat dan Kosmetika 1940, yang menjerat produksi atau distribusi obat palsu.
Jika terbukti bersalah, para tersangka terancam penjara minimal 10 tahun hingga seumur hidup.
Karier dan Pembelaan Dr Soni
Dr Soni dikenal sebagai dokter anak paling sibuk di Parasia, bekerja di pusat kesehatan pemerintah dan menjalankan praktik pribadi.
Setelah kasus ini mencuat, Kepala Menteri Madhya Pradesh, Dr Mohan Yadav, memerintahkan pemberhentiannya sementara.
Beberapa hari sebelumnya, Soni membela diri dengan menyatakan telah berpraktik lebih dari 35 tahun dan telah meresepkan obat batuk yang sama selama hampir satu dekade.
Kompensasi untuk Keluarga Korban
Pejabat tambahan distrik Chhindwara, Dhirendra Singh, mengonfirmasi bahwa pemerintah memberikan kompensasi sebesar Rs4 lakh (sekitar Rp80 juta) per korban.
Dana tersebut telah ditransfer ke rekening keluarga 14 anak yang meninggal: 11 di Parasia, dua di Chhindwara, dan satu di Chourai.
Meski pemerintah hanya mengonfirmasi 14 korban, laporan lain menyebut kemungkinan tiga kematian tambahan di distrik Pandhurna dan Betul, sehingga total korban bisa mencapai 17 anak.
Anak-Anak Dirawat di Nagpur
Selain korban jiwa, delapan anak masih dirawat intensif di berbagai rumah sakit di Nagpur, Maharashtra, empat di rumah sakit pemerintah, satu di AIIMS, dan tiga di rumah sakit swasta.
Untuk memastikan penanganan optimal, pemerintah mengirim tiga tim dokter dan hakim eksekutif ke Nagpur guna memantau kondisi pasien. (Z-10)