Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia menyatakan undangan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghadiri KTT Ke-47 ASEAN akhir Oktober 2025, bukan keputusan sepihak Malaysia selaku tuan rumah, melainkan merupakan keputusan bersama anggota ASEAN.
“Sebagai Ketua ASEAN, Malaysia harus menghormati keputusan bulat para pemimpin ASEAN,”kata Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid di Johor Bahru, Malaysia, Minggu, sebagaimana dikutip dari BERNAMA.
Ia mengatakan meskipun Malaysia mematuhi konsensus diplomatik ASEAN, Malaysia tetap teguh dalam pendiriannya terhadap segala bentuk campur tangan Amerika Serikat dalam isu-isu terkait Gaza dan Palestina.
Dia menekankan, Trump merupakan Presiden Amerika Serikat, tetapi hal itu tidak menghentikan Malaysia untuk menyatakan ketidaksetujuan jika ada campur tangan AS dalam masalah yang berkaitan dengan Gaza dan Palestina.
“Posisi kami tidak pernah berubah,”jelasnya.
Ahmad Zahid mengatakan isu kehadiran Trump di Kuala Lumpur mungkin juga akan dibahas dalam sidang parlemen Malaysia, Senin (6/10).
“Ya, mungkin akan ada rancangan undang-undang yang diajukan oleh anggota parlemen untuk membahas masalah ini. Mereka bebas untuk berbeda pendapat, tetapi kita harus menghormati keputusan yang dibuat oleh Sekretariat ASEAN,” ujarnya.
Baca juga: Terbatas, dukungan Malaysia pada rencana Trump soal perdamaian Gaza
Baca juga: Marty: Sentralitas ASEAN terkait dengan relevansinya bagi masyarakat
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.