Festival, Family, dan Legacy Harvey Malaiholo dalam Konser I’m Still Here

Harvey Malaiholo(Dok ist)

HARVEY Malaihollo membuktikan perjalanan bernyanyi ditapaki hingga genap setengah abad tahun ini. Sebuah konser tunggal pun disiapkan Harvey untuk para pencinta dan penggemar yang selama ini mendukung kariernya dan menikmati tembang-tembang indahnya. 

Panggung musik istimewa ini bakal digelar pada 17 Oktober 2025, di Ciputra Artprenuer Theatre, Jakarta Selatan, dalam satu konser musik bertajuk I’m Still Here dengan durasi sekitar dua jam.

Konser tersebut dikemas dalam ragam aransemen hits-hits sang legenda oleh musisi Andi Rianto. Juga hadir, pianis Cavelle Secioria, sosok bintang tamu muda yang mengiringi perjalanan Harvey.

Almarhum Elfa Secioria, ayahanda Cavelle adalah arsitek musik dan lagu yang dibawakan Harvey sebagai lagu-lagu yang merajai panggung festival di era tahun 1980-an.

Juga, bintang tamu Mikha Tambayong, keponakan Harvey, serta kemasan kolaboratif Barcena dan Piche Kota, termasuk pemain harpa Maya Hasan. Konser megah ini dipersembahkan Time International yang tahun ini juga merayakan HUT ke25. Konser tersebut didukung oleh Ditjen Pengembangan, Pemanfaatan dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan.

Menurut Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Ahmad Mahendra, konser tersebut sejalan dengan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat ekosistem musik nasional.

"Harvey Malaihollo adalah teladan konsistensi dan simbol keterhubungan lintas generasi. Melalui konser ini, kami ingin menunjukkan dukungan pemerintah bukan hanya pada sisi kebijakan, tetapi juga implementasi nyata dalam membangun ruang apresiasi bagi seniman dan karya mereka. Ekosistem musik akan tumbuh kuat apabila didukung sinergi pemerintah, seniman, industri, dan masyarakat," katanya, di Jakarta, Senin (6/10).

Sang istri Harvey, Lolet, sapaan akrabnya, yang menginisiasi konser ini dengan dukungan keluarga besarnya, menyampaikan konser ini sebagai bentuk terima kasih pemilik belasan album dan puluhan single hits kepada penggemarnya.

Ia berharap konser ini tidak hanya tempat nostalgia bagi penggemarnya, tetapi juga merasakan panggung musik sebagai jembatan antar generasi. Tiga pilar konser bakal dirasakan penonton melalui sang legenda hidup yaitu festival (selebrasi musik lintas generasi), family (sosok Harvey sebagai ayah, anak dan seniman), serta legacy (menjaga dan meneruskan nilai musikal dan kemanusiaan).

"Kami berharap konser ini bakal jadi refleksi hidup, festival rasa dan pelukan masa lalu. Mulai 1975 hingga 2025, sebuah suara, lima dekade dan satu warisan," tutup Lolet.

Harvey Malaihollo di masa keemasannya dikenal sebagai macan festival.  Album-album yang dihasilkan penyanyi kelahiran 3 Mei 1962 ini dikenang sebagai lagu-lagu hits di era tahun 1970-an, 1980-an, dan 1990-an. 

Menyimak rekam jejaknya, tahun 1976, Harvey meraih gelar juara pertama Bintang Radio dan Televisi Remaja Tingkat Nasional. Suara bariton cucu mendiang Bram Titaley (julukan Bapak Keroncong !ndonesia) mewarnai lagu-lagu pop yang digemari sepanjang masa. Hal ini menjadikan Harvey sebagai living legend di industri musik Tanah Air. 

Sebagai penyanyi pop, Harvey mencetak sejumlah hits, sebut saja Dara, Dia, hingga Pengertian. Atau Begitulah Cinta yang dibawakan berduet dengan Sheila Majid pada 2000, diciptakan alm Oddie Agam. (H-2)