
Pertumbuhan sektor industri manufaktur menunjukan kinerja positif dengan pertumbuhan mencapai 5,68% pada kuartal II 2025, sementara industri makanan dan minuman (mamin) mencatat pertumbuhan 6,15% pada periode yang sama.
Sejalan dengan itu, industri pendukung juga mengalami peningkatan seperti industri kemasan yang menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan adanya peningkatan dan permintaan tinggi dari sektor industri mamin yang mencatat pertumbuhan 6,15%, farmasi 6,59% dan kosmetik diperkirakan mencapai 9,7 miliar dollar AS dan pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 4,33% hingga 2030.
Demikian terungkap dalam jumpa media empat pameran besar terkait industri-industri itu yang saling terintegrasi, yaitu ALLPrint Indonesia 2025, PRO AVL Indonesia 2025 sebagai penggerak ekonomi dan pemasaran sektor ritel dan Hotel, Restoran, dan Kafe (Horeca), ALLPack Indonesia 2025 dan SIAL InterFOOD 2025 di Jakarta, Jumat (3/10).
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian yang menaungi Klinik Desain Merek dan Kemasan (KDMK) adalah Reni Yanita menyatakan fungsi kemasan tak sekadar menjadi pemanis atau pelindung bagi sebuah produk, tetapi juga merupakan penentu daya saing atau tolak ukur penilaian terhadap karakter dan citra produk. Dengan kualitas kemasan yang baik, akan berdampak positif untuk aktivitas promosi dan penguatan merek sehingga produk tersebut dapat menjangkau pasar yang lebih luas dan mendapatkan kepercayaan konsumen.
“Seiring dengan perkembangan di dunia industri, fungsi kemasan tidak hanya bersifat protektif tetapi juga memiliki fungsi promotif,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (14/7).
Guna mendorong peningkatan daya saing produk melalui penguatan mutu desain kemasan, Direktorat Jenderal IKMA membentuk Klinik Desain Merek dan Kemasan (KDMK) sejak 2003. KDMK didirikan untuk membantu pelaku IKM dalam pemilihan bahan kemasan yang sesuai dengan produknya, pemilihan teknologi kemasan, termasuk pembuatan desain kemasan dan label kemasan sesuai peraturan yang berlaku, serta memfasilitasi bantuan cetak kemasan.
KDMK, lanjut Reni, bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah melalui rumah kemasan, industri besar, swasta, institusi pendidikan, masyarakat umum, serta pihak lainnya sehingga tercipta ekosistem yang dapat mendukung dan memberikan kemudahan berusaha bagi IKM. Sebagai wujud kolaborasi tersebut, Ditjen IKMA membangun platform digital e-Kemasan IKM yang mengintegrasikan seluruh informasi yang ada terkait dengan kemasan produk, yang dapat diakses melalui platform digital e-Kemasan atau e-klinikdesainmerekemas.kemenperin.go.id.
Targetkan transaksi Rp5-6 Triliun
Sementara, CEO Krista Exhibitions Daud D. Salim menyatakan rangkaian pameran internasional ini ditargetkan akan mencapai nilai transaksi kurang lebih Rp5-6 triliun dan menjadi akselerator bagi kolaborasi serta investasi. Keempat pameran itu akan mempertemukan inovator, pemangku kepentingan, dan pelaku usaha, termasuk IKM.
Daud merinci, ALLPrint Indonesia 2025 akan diselenggarakan pada 8–11 Oktober 2025, menampilkan perkembangan industri percetakan yang kini semakin berkembang ke sektor kemasan, digital printing, serta teknologi grafis terkini. Pameran ini akan berlangsung bersamaan dengan Indo Sign & AD, Textile Printing, Print For Pack, Inter Corrugated, dan Pro Label Asia.
Pameran ini mencerminkan gairah industri percetakan yang semakin relevan dengan kebutuhan e-commerce, logistik, dan strategi branding produk. ALLPrint Expo 2025 akan menghadirkan lebih dari 500 peserta pameran dari 20 negara, termasuk 20 Industri Kecil dan Menengah (IKM), serta menargetkan 60.000 pengunjung selama empat hari penyelenggaraan.
Selanjutnya, PRO AVL Indonesia 2025 akan diselenggarakan pada 9 – 11 Oktober 2025, dengan fokus memperkuat ekosistem HORECA (Hotel, Restaurant, Café) dan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) melalui teknologi audio visual, sistem pencahayaan, dan solusi panggung modern. Diselenggarakan bersama Tourism & Entertainment Technology Asia, Broadcast & Media Tech Indonesia, dan Music Indonesia Expo, serta kompetisi musik Sound out Loud”, yang menghadirkan dewan juri yang terdiri atas penyanyi Titi DJ serta pakar tata suara David Klein. PRO AVL Indonesia 2025 akan menghadirkan 60 peserta pameran dari 10 negara, termasuk 10 IKM, serta menargetkan 15.000 pengunjung.
ALLPack Indonesia 2025 akan diselenggarakan pada 21–24 Oktober 2025, bersamaan dengan ALLPlas Indonesia Expo, ALL Food Technology Indonesia Expo, ALLProcess Indonesia Expo, ALL Industrial Expo, IPEX – Indonesia Pharmaceutical Expo, ALL Beverage Technology Indonesia Expo, serta ALLRecycle Indonesia Expo. ALLPack Indonesia 2025 akan menghadirkan sekitar 1.500 peserta pameran dan 75.000 pengunjung dari lebih dari 30 negara, termasuk 20 IKM. Yasunli Abadi Plastik yang memproduksi palet, wadah, hingga peralatan makan plastik akan hadir mewakili aspek industri kemasan sekaligus daur ulang.
Berikutnya, SIAL Interfood 2025 akan menghadirkan beragam inovasi dan peluang bisnis industri mamin pada 12–15 November 2025, bersamaan dengan Seafood Show Asia Expo, INAShop Expo, dan All Indonesia CoolTech Expo. Ditargetkan adakan menghadirkan lebih dari 1.500 peserta pameran dari 30 negara, termasuk 100 IKM serta menargetkan 90.000 pengunjung. Pengunjung yang disasar pelaku retailer, hotel, restoran, koki, hingga penyedia jasa katering. (X-8)