
Bagi penyanyi Andien Aisyah, dua setengah dekade di dunia musik bukan sekadar perjalanan berkarya, melainkan proses panjang memahami diri. Setelah lebih dari 20 tahun berkarier, ia menilai perubahan terbesar justru terjadi dari dalam dirinya.
“Kalau ditanya perbedaan antara Andien 15 tahun lalu dan sekarang di usia 40 tahun, yang paling berubah adalah bagaimana aku meng-handle diriku sendiri,” ujarnya di Jakarta Selatan (7/10).
Menurutnya, tantangan utama dalam perjalanan karier bukan datang dari luar, melainkan dari cara ia mengelola emosi dan ego. “Sebanyak apa pun tantangan eksternal, kalau aku tidak bisa mengelola diriku, semuanya akan berantakan,” katanya.
Andien memulai karier profesional di usia 14 tahun, ketika industri musik Indonesia masih kuat dengan budaya senioritas. Ia mengaku sempat mengalami perundungan di masa awal. “Dulu sempat ingin berhenti nyanyi, tapi ternyata pengalaman itu membentukku,” ucapnya.
Selama 25 tahun, musik Andien menjangkau lintas generasi, dari pendengar generasi X hingga Gen Z. Album keduanya, Kinanti, yang kembali viral dua dekade setelah rilis, menjadi contoh bagaimana karya bisa melampaui waktu. “Aku jadi percaya bahwa musik bisa hidup di luar masanya,” tuturnya.
Dukungan ibunya juga menjadi bagian penting dalam perjalanan itu. “Bahkan di masa paling sulit, ketika semua orang pergi, Mama tetap percaya aku bisa bangkit,” kenangnya. Di usia 40 tahun, semangat sang ibu tetap menjadi sumber kekuatan bagi Andien.
Sebagai refleksi atas perjalanan tersebut, Andien akan menggelar konser bertajuk Suarasmara di Istora Senayan, Jakarta, pada 15 November 2025. Pertunjukan ini akan dibagi dalam empat babak dengan konsep musikal dan visual berbeda, menyerupai teater musik. “Aku ingin orang merasakan bahwa ini bukan sekadar konser, tapi pengalaman,” katanya.
Judul Suarasmara merupakan gabungan dari kata suara dan asmara, terinspirasi dari visual kartu “as hati” yang muncul saat ia bermeditasi. “Simbol itu melambangkan awal baru dan transformasi. Dari situ aku sadar, karya-karya setelah ini harus lahir dari hati,” ujarnya.
Bagi Andien, konser ini bukan hanya penanda perayaan 25 tahun karier, tetapi juga awal babak baru dalam hidupnya. “Usia 40 tahun bukan akhir, justru awal dari sesuatu yang baru,” katanya menutup perbincangan.