Liputan6.com, Tangerang Selatan Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan Vito A Damay mengungkapkan bahwa obesitas sentral merupakan kondisi yang rentan mengundang penyakit lain. Seperti penyakit jantung, sindrom metabolik, hingga diabetes.
"Sebab, penumpukan lemak di perut lebih aktif bermetabolisme, aktif mengeluarkan sel-sel peradangan, sehingga rentan mengundang penyakit lain," kata pria yang menjabat sebagai InfoComm Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu.
Obesitas sentral adalah kondisi kala lingkar pinggang pria di atas 90 cm dan pada wanita di atas 80 cm. Vito mengatakan bahwa lebih aman bila distribusi lemak berada di paha dibandingkan perut.
"Sebenarnya pada orang yang distribusi lemaknya di paha itu jauh lebih aman dibandingkan dengan orang yang gemuknya atau distribusi lemaknya berada di perut atau disebut obesitas sentral," ungkap Vito, pada diskusi media di Hari Jantung Sedunia yang diselenggarakan Novo Nordisk Indonesia bersama PERKI dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI), di Eastvara BSD, Kabupaten Tangerang, Minggu (28/9/2025).
Pada orang yang ingin mencegah obesitas sentral bisa saja mudah dilakukan dengan mengubah pola hidup. Seperti makan cukup bergizi, tidak porsi berlebih, dan rajin berolahraga.
"Kalau kita cukup puasa saja, diet saja begitu, bisa kurus, tapi komposisi ototnya kecil. Makanya ada yang dikenal skinny fat, badan kurus tapi punya banyak lemak, itu karena dia hanya sekedar diet tanpa latihan fisik," kata Vito.