Istanbul (ANTARA) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa negaranya akan berpartisipasi dalam satuan tugas untuk memantau pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Hal itu disampaikan Erdogan, Kamis (9/10) ketika menghadiri pembukaan tahun akademik 2025–2026 pendidikan tinggi di Ankara.
Erdogan menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan darurat, pertukaran sandera dan tahanan, serta penghentian segera serangan Israel merupakan hal yang sangat penting.
Ia menambahkan, Turki akan bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mendukung upaya rekonstruksi dan membantu membangun kembali Gaza.
“Tujuan kami adalah menghentikan genosida di Gaza dan menghadirkan perdamaian di kawasan secepat mungkin,” ujar Erdogan.
Ia menambahkan bahwa tidak ada pihak di dunia ini yang lebih layak mendapatkan kedamaian, keamanan, dan stabilitas selain rakyat di Jalur Gaza.
Pernyataan Erdogan tersebut mencuat setelah Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata pada Kamis pagi di Sharm el-Sheikh, Mesir.
Kesepakatan itu didasarkan pada rencana 20 poin yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Tahap pertama rencana tersebut mencakup penghentian segera pertempuran, pembebasan sandera dan tahanan, penarikan bertahap pasukan Israel dari garis yang telah disepakati di Gaza, serta masuknya bantuan kemanusiaan dan dukungan internasional untuk rekonstruksi wilayah itu.
Kesepakatan tersebut dicapai setelah beberapa hari perundingan di kota pesisir Laut Merah itu, dengan kehadiran pejabat tinggi dari Qatar, Turki, Mesir, dan AS.
“Saya sangat bangga mengumumkan bahwa Israel dan Hamas sama-sama telah menandatangani tahap pertama dari Rencana Perdamaian kami,” tulis Trump di platform media sosialnya, Truth Social.
“Kami berterima kasih kepada para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki yang telah bekerja bersama kami mewujudkan peristiwa bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya ini,” tambahnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Gencatan senjata Gaza masih tanda tanya, Israel tunggu Kabinet
Baca juga: Gaza kembali dibombardir meski sudah ada gencatan senjata Hamas-Israel
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.