Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China menyebut pihaknya optimis rencana pembukaan kembali penerbangan langsung China-India pada akhir Oktober 2025 akan berdampak positif.
"China dan India akan memulai kembali penerbangan langsung sebelum akhir Oktober tahun ini. Ini juga merupakan langkah aktif yang memfasilitasi pertukaran persahabatan antara lebih dari 2,8 miliar rakyat China dan India," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis.
Penerbangan pertama dijadwalkan akan dimulai pada akhir Oktober 2025 setelah sejak 2020 ditangguhkan.
"Ini adalah langkah terbaru yang menunjukkan bagaimana kedua belah pihak dengan setia menindaklanjuti kesepahaman bersama yang penting yang dicapai antara Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Narendra Modi di Tianjin pada 31 Agustus," tambah Guo Jiakun.
China, kata Guo Jiakun, siap bekerja sama dengan India untuk mengelola hubungan bilateral dari perspektif strategis dan jangka panjang.
"Kami siap menjadi sahabat, tetangga yang baik, dan mitra yang saling membantu untuk mencapai keberhasilan, serta mewujudkan kerja sama yang setara antara naga dan gajah sehingga dapat memberikan dampak yang lebih nyata bagi kedua bangsa dan memberikan kontribusi yang semestinya dalam menegakkan perdamaian dan kemakmuran di Asia dan sekitarnya," jelas Guo Jiakun.
Maskapai penerbangan India IndiGo sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan penerbangan ke China pada 26 Oktober 2025 untuk rute Kolkata di India timur dan Guangzhou di China selatan.
IndiGo juga berencana untuk segera membuka penerbangan langsung antara New Delhi-Guangzhou, sedangkan maskapai penerbangan lainnya, Air India, ingin membuka kembali penerbangan nonstop antara Delhi dan Shanghai pada akhir tahun.
India dan China awalnya sepakat untuk melanjutkan penerbangan langsung pada bulan Januari dan menegaskan kembali keputusan tersebut pada bulan Juni. India juga mencabut pembatasan visa turis bagi warga negara China pada awal tahun ini.
Pembukaan kembali jalur penerbangan langsung kedua negara iharapkan dapat meningkatkan pertukaran antarmasyarakat dan membuka jalan bagi normalisasi hubungan secara bertahap.
Rute penerbangan langsung China-India ditutup selama pandemi COVID-19. Kebijakan itu berlanjut pasca bentrokan perbatasan lembah Sungai Galwan, pegunungan Himalay pada 2020 yang membekukan hubungan bilateral. Insiden tersebut mengakibatkan setidaknya 20 tentara India dan 4 tentara China tewas sekaligus menjadi konfrontasi terbuka besar pertama antara kedua negara sejak 1975.
Beijing juga sudah mulai mengizinkan para peziarah India untuk mengunjungi lokasi-lokasi ziarah utama di wilayah otonomi Tibet, sementara India setuju untuk membuka kembali diskusi tentang pemulihan perdagangan perbatasan melalui jalur-jalur yang telah ditentukan.
Perbaikan hubungan kedua negara selama berbulan-bulan berpuncak pada pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri India Narendra Modi di sela-sela KTT Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) pada 31 Agustus 2025.
Pertemuan itu merupakan kunjungan pertama PM Modi ke China sejak tujuh tahun terakhir. Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua pemimpin menegaskan kembali perlunya menjaga stabilitas di wilayah perbatasan dan sepakat bahwa kedua negara adalah mitra, bukan musuh.
Presiden Xi juga mengatakan kepada PM Modi bahwa isu perbatasan seharusnya tidak menjadi faktor penentu dalam hubungan China-India. China dan India berbagi perbatasan dengan panjang lebih dari 3.440 km dan memiliki klaim teritorial yang tumpang tindih.
PM Modi juga menyampaikan komitmen India untuk meningkatkan hubungan dan menyuarakan kekhawatiran tentang defisit perdagangannya yang semakin melebar dengan China yaitu mencapai hampir 99,2 miliar dolar AS.
Baca juga: China-India Jalin Komunikasi Dorong Kembali Rute Penerbangan Langsung
Baca juga: Beijing: pembukaan penerbangan China-India hubungkan 2,8 miliar warga
Baca juga: China dan India sepakat pertahankan momentum hubungan bilateral
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.