Liputan6.com, Jakarta- Tunku Mahkota Johor (TMJ), Tunku Ismail Sultan Ibrahim, baru-baru ini melontarkan dugaan serius terkait sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia. Ia mencurigai adanya campur tangan entiti luar (pihak asing) yang memengaruhi keputusan badan sepak bola dunia tersebut.
Polemik ini mencuat setelah FIFA mengumumkan denda besar dan larangan bermain bagi para pemain yang diduga menggunakan dokumen palsu dalam proses naturalisasi mereka.
Sanksi yang dijatuhkan pada 26 September 2025 ini berupa denda 350.000 franc Swiss untuk FAM dan larangan bermain selama 12 bulan serta denda 2.000 franc Swiss per pemain. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak, terutama TMJ, mengingat FIFA sebelumnya telah menyetujui proses naturalisasi para pemain tersebut. TMJ mempertanyakan konsistensi dan transparansi FIFA dalam mengeluarkan putusan ini.
Kecurigaan TMJ semakin menguat dengan pertanyaan sindiran yang ia lontarkan, "Siapa yang ada di New York?", mengisyaratkan adanya pertemuan atau lobi di balik layar yang mungkin terjadi. Dugaan pihak luar yang jadi kompor FIFA ini menjadi sorotan utama dalam kasus yang membelit sepak bola Malaysia, memicu spekulasi luas di kalangan penggemar dan media.
Kronologi Sanksi FIFA dan Reaksi TMJ
FIFA resmi menjatuhkan sanksi berat kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia pada 26 September 2025. Sanksi ini mencakup denda sebesar CHF 350.000 atau sekitar Rp7,3 miliar untuk FAM, serta larangan bermain selama 12 bulan dan denda CHF 2.000 per pemain bagi Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomás Garcés, Rodrigo Julián Holgado, Imanol Javier Machuca, João Vitor Brandão Figueiredo, Jon Irazábal Iraurgui, dan Héctor Alejandro Hevel Serrano. Pelanggaran Pasal 22 Kode Disiplin FIFA terkait penggunaan dokumen palsu menjadi dasar utama keputusan ini.
Tujuh pemain tersebut sebelumnya membela Malaysia dalam kemenangan 4-0 atas Vietnam di putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027 pada 10 Juni 2025, yang kini menjadi sorotan. Tunku Mahkota Johor (TMJ) menyatakan ketidakpuasannya atas keputusan FIFA, mengingat proses naturalisasi para pemain ini sebelumnya telah disetujui oleh badan sepak bola dunia tersebut. Ia juga menyoroti kurangnya transparansi FIFA dalam memberikan alasan yang jelas atas hukuman tersebut, serta kecepatan pengumuman sanksi sebelum proses banding selesai.
TMJ, yang juga pemilik klub Johor Darul Ta'zim (JDT) dan mantan Ketua FAM, mengecam tindakan FIFA yang dianggap terburu-buru dan tidak adil. Menurutnya, keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai konsistensi dan integritas FIFA dalam menangani kasus serupa. Reaksi keras dari TMJ ini menunjukkan betapa seriusnya dampak sanksi tersebut terhadap sepak bola Malaysia.
Dugaan Pihak Luar dan Misteri "New York"
Inti dari kecurigaan TMJ adalah dugaan adanya pihak luar yang jadi kompor FIFA dalam kasus sanksi naturalisasi ini. Ia secara sindiran melontarkan pertanyaan provokatif, "Siapa yang ada di New York?", mengindikasikan kemungkinan adanya lobi atau pertemuan tertentu yang memengaruhi keputusan FIFA. Pertanyaan ini muncul mengingat Presiden FIFA, Gianni Infantino, sempat berada di New York selama Sidang Umum PBB, yang membuka peluang adanya interaksi di luar jalur resmi.
Spekulasi semakin berkembang setelah TMJ sempat mengunggah tangkapan layar yang menampilkan foto-foto pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Gianni Infantino terkait hubungan Israel-AS, serta foto Infantino dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir. Meskipun unggahan tersebut kemudian dihapus, hal ini memicu berbagai interpretasi di kalangan netizen Malaysia, bahkan ada yang menuduh Indonesia berada di balik sanksi tersebut.
Dugaan campur tangan eksternal ini menjadi poin krusial yang diangkat oleh TMJ, menunjukkan bahwa ia melihat ada motif tersembunyi di balik keputusan FIFA yang mendadak dan dianggap tidak konsisten. Kehadiran figur-figur penting di New York pada waktu yang bersamaan dengan proses sanksi ini menambah kompleksitas dan misteri di balik polemik naturalisasi Timnas Malaysia.
Dorongan Banding dan Pembelaan FAM
Menanggapi sanksi yang dijatuhkan, TMJ mendesak Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) untuk segera mengajukan banding. Ia menegaskan bahwa FAM harus berjuang karena berada di pihak yang benar, dengan menyatakan, "Kami harus bertarung. Kami harus berani karena benar." Dorongan ini didasari oleh keyakinannya bahwa proses naturalisasi yang dilakukan FAM telah sesuai prosedur dan bahkan sempat disetujui oleh FIFA.
TMJ bahkan mengklaim memiliki dokumen dari Jabatan Pendaftaran Negara Malaysia, sebuah lembaga di bawah Kementerian Dalam Negeri Malaysia, yang dapat mendukung keabsahan status kewarganegaraan para pemain naturalisasi tersebut. Dokumen ini diharapkan dapat menjadi bukti kuat dalam proses banding untuk membantah tuduhan penggunaan dokumen palsu. FAM sendiri telah mengonfirmasi akan mengajukan banding terhadap keputusan FIFA, menunjukkan keseriusan mereka dalam menghadapi masalah ini.
Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) melalui Sekjen Datuk Seri Windsor Paul, juga telah mengklarifikasi bahwa masalah kelayakan pemain dalam kasus dokumen palsu pemain naturalisasi Malaysia tetap berada di bawah yurisdiksi FIFA. Keputusan akhir atas sanksi ini kini menunggu hasil dari Tribunal Sepak Bola, menegaskan bahwa perjuangan FAM dalam proses banding sangat penting untuk menentukan nasib para pemain dan sepak bola Malaysia ke depan.