Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia menelan kekalahan dengan skor 2-3 atas Timnas Arab Saudi pada laga Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Apa saja faktor yang membuat tim racikan Patrick Kluivert tersbeut harus kalah?
Pada duel di Stadion King Abdullah Sport City, Kamis (9/10) dini hari WIB, Indonesia unggul lebih dulu. Pada menit ke-11, Kevin Diks membawa Indonesia unggul 1-0 lewat eksekusi penaltinya. Arab Saudi membalas lewat dua gol Firas Al Buraikan dan satu dari aksi Saleh Abu Al-Shamat.
Indonesia memberikan perlawanan yang gigih hingga menit akhir. Pada menit ke-82, Kevin Diks mencetak gol keduanya, juga lewat penalti. Namun, gol tersebut tak cukup untuk menghindarkan Indonesia dari kekalahan.
Kekalahan 2-3 ini memang belum menutup peluang Indonesia lolos ke Piala Dunia 2026, akan tetapi membuat situasi jadi sangat sulit. Simak faktor-faktor yang menbuat Indonesia menelan kekalahan lawan Arab Saudi di bawah ini.
Kalah di Lini Tengah
Ada perbedaan dalam hal penguasaan bola antara Timnas Indonesia dan Arab Saudi, 45 persen berbanding 55 persen. Jaraknya tak terlalu signifikan, walau di lapangan terlihat jelas lini tengah Indonesia tak optimal.
Duet Marc Klok dan Joey Pelupessy mudah ditembus. Para pemain Arab Saudi acap kali dapat ruang di depan para bek dan bisa melepas tendangan jarak jauh. Mereka sulit untuk keluar dari tekanan Arab Saudi.
Pada babak kedua, dengan masuknya Thom Haye, situasi membaik. Haye beberapa kali melepas umpan terobosan yang membuka pertahanan Arab Saudi, sesuatu yang jarang terjadi pada babak pertama.
Penyerang Terisolir
Indonesia mampu melepas empat shots pada babak pertama, satu tepat sasaran. Bukan catatan yang buruk secara data. Namun, jika melihat situasi di lapangan, Skuad Garuda terlihat tidak optimal.
Serangan lebih dominan dimulai dari sisi kanan, dengan Miliano Jonathans tampil apik. Pergerakan pemain 21 tahun itu sangat merepotkan dan berhasil melakukan enam upaya dribel.
Namun, pemain depan lain terisoliri. Tak ada pergerakan yang berarti dari sisi kiri yang dihuni Beckham Putra. Ragnar Oratmangoen juga gagal mencatat peluang emas. Dia tidak melepas shots sama sekali di laga ini.
Kesalahan Elementer
Indonesia kebobolan dari gol-gol yang harusnya bisa dihindari. Gol pertama, ada upaya sapuan yang tidak maksimal dari Marc Klok. Gol kedua, ada tarikan tak perlu dari Yakob Sayuri pada Al Buraikan.
Sementara, pada gol ketiga, ada tiga pemain yang harusnya bisa menghentikan dan menutup ruang tembak bagi Musab Al-Juwayr. Namun, Al-Juwayr bebas melepas tembakan yang jadi awal dari gol Al Buraikan.
Sebenarnya, kubu Arab Saudi juga melakukan hal yang sama. Bahkan, mereka dihukum dua penalti karena handball. Bahkan, pada injury time babak kedua, ada kartu merah konyol untuk Mohamed Kanno.
Taktik Jitu Arab Saudi
Arab Saudi menunjukkan mental yang kuat di laga melawan Indonesia. Mereka bukan hanya tertekan, akan tetapi tertinggal pada awal babak kedua. Namun, mereka mampu keluar dari tekanan.
Herve Renard dan tim pelatih Arab Saudi layak dapat apresiasi atas taktik yang mereka terapkan. Mereka mengisolasi Joey Pelupessy dan menciptakan banyak ruang di lini tengah.
Jika dipertahikan, ada dua skenario utama Arab Saudi saat menyerang yakni incar sisi sayap dan tendangan jarak jauh. Dua taktik yang dieksekusi sangat baik oleh Musab Al-Juwayr dan kolega.