
THE Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2025 digelar pada Sabtu dan Minggu (4–5/10) di The Papandayan Hotel Bandung. Tahun ini, festival ini menapaki usia satu dekade.
CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib dalam pembukaan The Papandayan Jazz Fest 2025, Sabtu (4/10) malam, mengungkapkan Media Group sangat mendukung penyelenggaraan TPJF dari awal hingga tahun kesepuluh ini. The Papandayan telah membuktikan diri sebagai rumah bagi musisi jazz di Bandung.
"Satu dekade bukan sekadar perayaan 10 tahun. Ini adalah bukti bahwa The Papandayan mampu bekerja keras dan konsisten," tegasnya.
Lebih lanjut, dia berharap TPJF akan terus berkiprah hingga dua dekade atau tiga dekade ke depan. "Jazz Bandung punya masa depan yang luar biasa. Semangat itu terpancar pada anak-anak muda yang menjadi pemenang The Papandayan Competition."
Mirdal pun berterima kasih pada pihak-pihak yang telah mendukung TPJF sejak lahir pada 2015 hingga saat ini. Ia menilai azz akan menjadi pemenang di hati masyarakat Bandung, Indonesia dan dunia.
Mendorong Talenta Jazz
Sementara itu, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan juga optimistis Bandung mampu melahirkan karya-karya jazz yang mendunia. Gelaran The Papandayan Jazz Fest telah berhasil mendorong bibit-bibit jazz tampil di kancah international.
Sebab itu, Pemerintah Kota Bandung memberikan penghargaan kepada tiga pendiri The Papandayan Jazz. Mereka ialah Bobby Renaldi, Harry Pochang dan Vence Manuhutu.
"Saya yakin benih jazz di Kota Bandung sangat berlimpah. Namun, benih-benih itu harus ditanam oleh orang yang benar dan di tempat yang benar. Ketiga orang ini sangat berjasa dalam menanam benih dan menumbuhkan benih itu di Bandung," paparnya.
Pada kesempatan itu, Bobby Renaldi, General Manager The Papandayan sekaligus Founder TP Jazz Management, menyatakan dalam 10 tahun ini, pihaknya mendapat dukungan dari banyak pihak. Mulai dari musisi, budayawan, media dan para pemangku kepentingan lainnya.
"Dalam perjalanan 10 tahun ini, kami berusaha menggali nilai-nilai Bandung sebagai produsen musisi. Kami merasa ikut bertanggung jawab untuk hal itu," tambahnya.
TPJF ingin menjadi wadah bagi musisi muda dan senior. "Pada acara ke-10 tahun ini, kami ingin menggaungkan bahwa TP Jazz merupakan ruang perjumpaan lintas usia dan lintas genre musik, tuan rumah bagi banyak genre musik. Kami ingin jazz dimiliki semua pihak yang mencintainya," tandas Bobby.
Rekor MURI The Papandayan Hotel
Pada malam yang sama, The Papandayan Hotel Bandung mengantongi rekor MURI sebagai hotel yang mampu menyelenggarakan festival jazz secara konsisten selama 10 tahun.
The Papandayan Jazz Fest (TPJF) 2025 mengusung tema “A Culture Resonance”. Ada tujuh panggung yang dibangun utnuk menampilkan para musisi jazz dalam berbagai warna, juga genre lain seperti pop, soul, funk, dan hip-hop.
Tujuh panggung didirikan muli dari Suagi Grand Ballroom sebagai panggung utama, hingga Tropical Garden, dan area Pasar Jazz yang selalu menjadi daya tarik bagi para pengunjung.
Penampil The Papandayan Jazz Fest 2025
Festival ini menampilkan deretan musisi ternama dari dalam dan luar negeri. Penampilan memikat dari Afgan, HIVI!, Reality Club, Iwa K, dan Ziva Magnolya akan berpadu dengan aksi panggung para maestro jazz seperti Barry Likumahuwa & The Rhythm Service feat. Trie Utami, Bandung Jazz Orchestra, Dwiki Dharmawan feat. Rimar Callista, dan The Sister yang beranggotakan Dewi Lestari, Arina, dan Imelda Rosalin.
Selain itu, musisi internasional seperti Kinematics dari Jepang akan menambah warna global dalam perayaan satu dekade TPJF.
Tak hanya konser musik, TPJF 2025 juga menghadirkan berbagai program unggulan seperti Tribute to Legendary Musicians untuk mengenang sosok Utha Likumahuwa, serta TPJF Lifetime Achievement Award yang tahun ini akan diberikan kepada mendiang Harie Roesli, tokoh penting dalam perkembangan musik di Indonesia.
Ada pula Beyond the Notes – Jazz Masterclass & Workshop untuk para musisi muda, serta Pasar Jazz. Salah satu daya tarik utama TPJF 2025 adalah kehadiran Pasar Jazz, sebuah bazar kreatif yang menggabungkan musik, seni, dan kuliner dalam satu ruang interaktif.
"Pasar Jazz adalah ruang inklusif yang kami hadirkan agar siapa pun bisa merasakan atmosfer The Papandayan Jazz Fest. Kami ingin menjadikan festival ini tidak hanya untuk penikmat musik jazz, tetapi juga bagi masyarakat luas yang ingin menikmati seni, kuliner, dan kreativitas Bandung," ungkap Tyagita R Hermawan, Event Director TP Jazz Management. (M-1)