Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) Dr. (H.C.) Irwan Hidayat menekankan pentingnya kemandirian di sektor obat-obatan agar Indonesia tidak terus bergantung pada produk impor.
Hal itu ia sampaikan dalam Pertemuan Ilmiah Nasional dan Rapat Kerja Nasional Perkumpulan Ahli Anatomi Indonesia yang dihadiri ribuan dokter di Harris Hotel and Convention, Solo, pada Kamis (2/10).
“Kemandirian obat itu diperlukan, tujuannya kurangi impor dan kembangkan obat tradisional,” ujar Irwan.
Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar dengan 38 ribu spesies tanaman hayati dan biota laut yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat. Namun, baru 350 jenis yang boleh digunakan saat ini.
“Sekarang baru 350 jenis spesies yang boleh dimanfaatkan di Indonesia. Padahal total terdapat 38 ribu jenis tanaman hayati yang bisa dimanfaatkan obat. Satu uji toksisitas satu spesies Rp 150 juta, bisa dikerjasamakan pemerintah kepada universitas,” jelasnya.
Irwan menyebut, langkah awal yang harus dilakukan adalah membuat produk tunggal terstandar serta memastikan uji klinis dilakukan bersama dokter.
“Saya buat sebuah buku jurnal penjelasan tentang informasi produk kami (Sido Muncul) sebagai sumber lengkap agar bisa menjadi referensi dokter. Selama ini terbatas soal kegunaan obat pegal linu, panas dalam, dan masuk angin,” kata Irwan.
Saat ini, Sido Muncul memiliki 59 produk berbasis tanaman herbal, di antaranya temulawak, pace, daun dewa, jahe, dan kunyit.
“Saya berharap dokter baru lulus dan ingin jadi spesialis itu bagus (untuk) memberikan pemahaman soal obat ini pada pasien,” tambahnya.
Dapat Dukungan untuk Kemandirian Obat Lokal
Dukungan terhadap langkah Sido Muncul datang dari akademisi. Ketua panitia acara, Dr. Nanang Wiyono, menegaskan pentingnya sinergi antara industri, akademisi, dan pemerintah.
“Akademisi dengan industri perlu kerja sama. Sido Muncul buat produk alam akan diberikan pada dokter. Antara penelitian dan industri juga perlu sosialisasi ke masyarakat agar bisa jadi tuan rumah obat sendiri,” kata Nanang.
Dokter Fakultas Kedokteran (FK) Undip, Dr. dr. Neni Susilaningsih, M.Si., menuturkan bahwa penelitian menunjukkan obat herbal aman dan bermanfaat. Menurutnya, tahapan riset mulai dari uji toksisitas hingga uji klinis bisa menghasilkan obat berstandar, seperti Tolak Angin.
“Pada 20 tahun lalu, Tolak Angin pernah diteliti di FK Undip menggunakan beberapa parameter, dan terbukti dapat meningkatkan sistem imun ketahanan tubuh,” ujar Neni.