Liputan6.com, Jakarta- Bintang muda Barcelona, Lamine Yamal, harus puas menempati posisi kedua dalam perebutan penghargaan Ballon d'Or 2025. Kegagalan ini memicu berbagai spekulasi, namun Presiden LaLiga, Javier Tebas, memiliki pandangan tegas mengenai penyebabnya. Menurut Tebas, usia Lamine Yamal yang masih sangat muda menjadi faktor krusial yang menghalangi sang pemain meraih trofi bergengsi tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Tebas setelah pengumuman pemenang Ballon d'Or 2025 yang menobatkan Ousmane Dembele dari Paris Saint-Germain (PSG) sebagai peraihnya. Yamal, yang baru berusia 18 tahun, menunjukkan performa luar biasa sepanjang musim, namun harus mengakui keunggulan Dembele dalam voting akhir.
Meskipun demikian, Yamal tidak pulang dengan tangan kosong, ia berhasil meraih Kopa Trophy untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
Situasi ini menimbulkan perdebatan di kalangan pecinta sepak bola, terutama mengenai kriteria penilaian Ballon d'Or. Tebas meyakini bahwa jika Yamal berusia di atas 23 tahun, ia pasti akan memenangkan penghargaan tersebut, menunjukkan adanya bias usia dalam pemberian gelar pemain terbaik dunia.
Pandangan Presiden La Liga soal Kegagalan Lamine Yamal
Javier Tebas secara gamblang menyatakan keyakinannya bahwa usia Lamine Yamal menjadi satu-satunya penghalang bagi bintang muda Barcelona tersebut untuk meraih Ballon d'Or 2025. Tebas berujar, "Jika usianya lebih dari 23 tahun, dia pasti juga akan memenangkannya, saya yakin, tetapi karena dia lebih muda, mereka memberinya yang lain [Kopa Trophy]."
Pernyataan ini mengindikasikan adanya persepsi bahwa pemain muda, meskipun berprestasi luar biasa, masih dianggap belum "waktunya" untuk memenangkan penghargaan sebesar Ballon d'Or.
Komentar Presiden LaLiga ini menyoroti bagaimana usia dapat memengaruhi pandangan juri terhadap potensi dan pencapaian seorang pemain. Meskipun Yamal telah menunjukkan kematangan dan konsistensi yang luar biasa untuk usianya, faktor pengalaman dan kematangan dianggap masih menjadi pertimbangan utama. Tebas juga menambahkan bahwa ia yakin Lamine Yamal akan memenangkan Ballon d'Or di masa depan jika ia terus mempertahankan level permainannya yang impresif.
Dukungan penuh juga datang dari manajer Barcelona, Hansi Flick, yang meyakini bahwa kegagalan meraih Ballon d'Or akan memacu Yamal untuk menjadi lebih baik lagi. Flick berpesan agar Yamal tidak patah semangat dan terus berjuang untuk mencapai potensi maksimalnya. Hal ini menunjukkan bahwa di internal klub, mereka melihat kegagalan ini sebagai bensin yang disiram ke api karier sang bintang muda.
Hasil Ballon d'Or 2025 dan Perbandingan Performa
Pada malam penganugerahan Ballon d'Or 2025, Ousmane Dembele dari PSG dinobatkan sebagai pemenang. Lamine Yamal, yang menjadi salah satu kandidat kuat, harus puas berada di posisi kedua. Meskipun demikian, Yamal berhasil mencetak sejarah dengan meraih Kopa Trophy, penghargaan untuk pemain terbaik di bawah usia 21 tahun, untuk kedua kalinya secara berturut-turut, sebuah pencapaian yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Perbandingan performa antara kedua pemain menunjukkan bahwa Dembele berhasil membawa PSG meraih treble musim lalu, termasuk gelar Liga Champions. Pencapaian ini menjadi salah satu faktor penentu yang diyakini banyak pihak, termasuk Presiden Barcelona, Joan Laporta. Laporta memiliki pandangan berbeda dengan Tebas, meyakini bahwa trofi Liga Champions memiliki bobot signifikan dalam perebutan Ballon d'Or.
Sementara itu, Lamine Yamal juga memiliki musim yang luar biasa. Ia mengantar Barcelona meraih dua gelar domestik, yaitu La Liga dan Copa del Rey. Selain itu, Yamal juga menjadi runner-up UEFA Nations League bersama timnas Spanyol, menunjukkan kontribusinya di level klub dan internasional. Pencapaian ini membuktikan kualitasnya sebagai salah satu talenta paling menjanjikan di dunia sepak bola.
Performa Gemilang Lamine Yamal di Musim 2024-2025
Di usianya yang baru menginjak 18 tahun, Lamine Yamal menampilkan performa yang sangat impresif sepanjang musim 2024-2025. Ia berhasil mencetak 21 gol dan memberikan 22 assist dalam 55 pertandingan resmi bersama Barcelona. Kontribusi signifikan ini menjadikannya salah satu pemain kunci dalam skuad Blaugrana, membantu tim meraih gelar La Liga, Copa del Rey, dan Piala Super Spanyol.
Yamal juga memecahkan berbagai rekor penting sepanjang musim tersebut. Ia menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah LaLiga, menunjukkan insting golnya yang tajam sejak usia dini. Selain itu, ia juga menjadi pemain termuda yang berlaga di Piala Eropa, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu talenta terbaik di benua biru. Penampilan apiknya di turnamen tersebut juga membuatnya dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Euro 2024.
Prestasi-prestasi ini menegaskan bahwa Lamine Yamal adalah fenomena di dunia sepak bola, dengan potensi yang tak terbatas. Meskipun belum berhasil meraih Ballon d'Or 2025, performanya yang konsisten dan kemampuannya memecahkan rekor menunjukkan bahwa ia memiliki masa depan cerah. Dukungan dari manajemen klub dan pelatih diharapkan dapat terus memotivasinya untuk mencapai puncak kariernya.