Liputan6.com, Jakarta Ruben Amorim tampaknya mulai menegaskan otoritasnya di ruang ganti Manchester United. Menurut laporan The Sun, pelatih asal Portugal itu menyampaikan pesan khusus kepada para pemainnya setelah kemenangan penting 2-0 atas Sunderland akhir pekan lalu, kemenangan yang menandai titik balik atmosfer di Old Trafford.
Kemenangan tersebut bukanlah penampilan spektakuler, namun justru itulah yang diinginkan Amorim. Ia memuji skuadnya atas permainan yang “tenang, terorganisir, dan profesional”, jauh dari gaya penuh kekacauan dan emosi yang kerap membuat tim kehilangan konsentrasi.
“Amorim mengatakan kepada pemain bahwa fans mungkin menyukai drama, tapi dia tidak,” ujar sumber internal klub kepada The Sun.
Menurut laporan itu, Amorim meminta timnya menjadikan performa melawan Sunderland sebagai standar baru: bermain dengan kedewasaan dan kontrol penuh.
Ia menilai gaya main penuh ketegangan dan comeback heroik selama ini justru membuat pemain terkuras secara mental dan menghambat konsistensi hasil.
Dukungan Internal Mulai Menguat di Old Trafford
Meski tekanan dari luar klub masih tinggi, sumber ESPN menyebut bahwa jajaran petinggi Manchester United tetap mendukung Amorim.
CEO Omar Berrada dan direktur sepak bola Jason Wilcox dilaporkan telah berbicara informal dengan sejumlah pemain senior, termasuk kapten Bruno Fernandes, untuk menilai suasana ruang ganti.
Dari perbincangan itu, suasana di Carrington dikabarkan membaik. Para pemain merasa masih percaya dengan pendekatan Amorim. Bahkan, beberapa bintang seperti Matthijs de Ligt dan Mason Mount menunjukkan dukungan terbuka terhadap manajer mereka.
De Ligt menegaskan bahwa tanggung jawab di lapangan tetap berada di tangan pemain. “Mudah menyalahkan pelatih, tapi pada akhirnya kami yang bermain di lapangan. Gol atau peluang yang kami berikan bukan karena sistem, tapi karena fokus dan konsentrasi yang hilang di momen penting,” ujarnya.
Kemenangan Sunderland Jadi Titik Balik
Kemenangan atas Sunderland memberi napas segar setelah periode sulit, termasuk kekalahan 3-1 dari Brentford bulan lalu. Mason Mount mengakui laga tersebut menjadi momen penting untuk memulai kebangkitan.
“Kami 100 persen mendukung pelatih. Kami tahu hasil terakhir menyakitkan bagi semua orang, tapi kemenangan ini penting. Ini harus menjadi awal dari sesuatu,” ucap Mount.
Ia menambahkan, “Setelah melawan Chelsea, kami pikir itu akan jadi awal kebangkitan, tapi kami tergelincir lagi. Sekarang kami harus melanjutkannya. Kami ingin menang dua kali beruntun, lalu tiga kali, dan terus menekan untuk posisi empat besar.”
Meski statistik menunjukkan Amorim baru meraih 20 kemenangan dari 50 laga, dengan rasio menang hanya 40 persen, dukungan internal tampaknya tetap kokoh. Namun, di luar klub, kritik dari legenda seperti Paul Scholes dan Wayne Rooney belum berhenti. Scholes bahkan menilai Amorim “terlalu lama diberi waktu.”
Kini, Amorim tahu bahwa untuk membungkam kritik, ia tak butuh drama, hanya kemenangan, dan banyak di antaranya.