Denpasar, Bali (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran kredit di Pulau Bali per Juli 2025 mencapai Rp116,26 triliun atau tumbuh 6,5 persen dibandingkan periode sama 2024 mencapai Rp109,16 triliun, dengan penyerapan didominasi pelaku UMKM.
"Berdasarkan kategori debitur, sebesar 51,19 persen kredit di Bali disalurkan kepada UMKM," kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Selasa.
Menurut dia, pertumbuhan itu didorong peningkatan kredit investasi yang tumbuh sebesar Rp4,51 triliun atau 13,61 persen secara tahunan.
Puji mengungkapkan tingginya pertumbuhan kredit investasi itu menggambarkan masih tingginya kepercayaan masyarakat terhadap prospek kondisi perekonomian di Bali.
"Penyaluran kredit UMKM di Provinsi Bali lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional, baik dari porsi kredit maupun pertumbuhan," ucapnya.
Regulator lembaga jasa keuangan itu mencatat berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit didominasi oleh sektor bukan lapangan usaha atau konsumtif sebesar 33,71 persen dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 28,03 persen.
Pertumbuhan kredit itu, lanjut dia, disumbangkan oleh peningkatan nominal penyaluran pada sektor konsumtif sebesar Rp2,09 triliun yang tumbuh 5,64 persen secara tahunan.
Selain itu, sektor pariwisata yaitu penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum bertambah sebesar Rp1,62 triliun atau tumbuh 13,14 persen secara tahunan.
Di sisi lain, kualitas kredit perbankan di Pulau Dewata berdasarkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) sebesar 3,06 persen lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,32 persen.
"Kami akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan industri perbankan sehingga layanan keuangan bagi masyarakat tetap berjalan optimal dan berkelanjutan namun tetap prudent dalam aspek manajemen risiko," imbuh Puji.
Sementara itu, penghimpunan DPK mencapai Rp202,85 triliun atau tumbuh 9,42 persen dibandingkan periode sama 2024 mencapai Rp185,39 triliun.
Tingginya DPK tersebut menandakan masih besar ruang penyaluran kredit dengan rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) posisi Juli 2025 sebesar 57,31 persen.
Baca juga: Penyaluran KUR di Bali tembus Rp7,04 triliun
Baca juga: OJK sebut Himbara di Bali berpeluang serap guyuran dana Rp200 triliun
Baca juga: Penyaluran kredit di Bali tumbuh 6,82 persen semester I 2025
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.