Liputan6.com, Jakarta Menurut Johns Hopkins Medicine, sebagian besar perempuan akan mengalami nyeri payudara (mastalgia) pada suatu waktu dalam hidupnya. Rasa nyeri ini umumnya tidak berbahaya, tetapi dalam kondisi tertentu bisa menandakan masalah medis yang lebih serius.
Namun, nyeri pada payudara tidak selalu berarti kondisi berbahaya. Banyak kasus justru berkaitan dengan perubahan hormonal normal, misalnya saat menjelang menstruasi atau awal kehamilan. Meski demikian, memahami nyeri pada payudara tanda apa tetap penting agar setiap gejala bisa ditangani dengan tepat.
Liputan6.com akan mengulas penyebab nyeri pada payudara berdasarkan rujukan medis, langkah yang dapat dilakukan untuk meredakan rasa sakit, serta tanda-tanda kapan sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter, Rabu (24/9/2025).
1. Perubahan Hormon
Fluktuasi hormon adalah penyebab paling umum nyeri payudara. Estrogen dan progesteron yang meningkat menjelang menstruasi menyebabkan payudara membengkak dan terasa nyeri. NHS UK mencatat gejala ini biasanya mulai terasa dua minggu sebelum menstruasi, memburuk, lalu mereda setelah menstruasi selesai. Nyeri hormonal juga bisa muncul saat hamil atau menjelang menopause.
2. Kehamilan
Pada trimester pertama, payudara sering terasa nyeri, bengkak, atau lebih sensitif. Kondisi ini merupakan respon alami tubuh terhadap peningkatan produksi hormon kehamilan.
3. Cedera atau Trauma
Seperti bagian tubuh lain, payudara juga bisa mengalami cedera akibat benturan, olahraga, atau pascaoperasi. Cedera dapat menimbulkan nyeri tajam yang kemudian berubah menjadi rasa sakit tumpul atau nyeri tekan beberapa hari hingga minggu.
4. Bra Tidak Sesuai
Bra yang tidak menopang dengan baik dapat meregangkan ligamen payudara dan menyebabkan rasa sakit, terutama setelah aktivitas fisik. Karena itu, pemilihan bra dengan ukuran dan dukungan yang tepat sangat penting.
5. Infeksi Payudara (Mastitis)
Infeksi lebih sering terjadi pada ibu menyusui, tetapi juga bisa dialami perempuan lain. Gejalanya meliputi payudara terasa nyeri, merah, bengkak, disertai demam. Kondisi ini perlu segera mendapat pengobatan antibiotik.
6. Efek Samping Obat
Beberapa obat diketahui dapat menimbulkan nyeri payudara, misalnya terapi hormon, pil kontrasepsi, obat jantung (digitalis), hingga obat darah tinggi seperti methyldopa. Konsultasi dengan dokter diperlukan bila rasa nyeri muncul setelah mengonsumsi obat tertentu.
7. Kista atau Benjolan Jinak
Benjolan berisi cairan (kista) dalam payudara dapat menyebabkan rasa nyeri mendadak. Meski umumnya tidak berbahaya, evaluasi medis tetap diperlukan untuk memastikan kondisi tersebut jinak.
8. Nyeri Akibat Menyusui
Payudara bisa terasa nyeri karena pelekatan bayi yang kurang tepat, puting lecet, atau saluran ASI tersumbat. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi infeksi.
9. Komplikasi Implan Payudara
Pada beberapa kasus, implan dapat menimbulkan masalah seperti kapsular kontraktur (jaringan parut terlalu ketat) atau kebocoran implan yang memicu nyeri.
10. Kanker Payudara
Walaupun jarang, nyeri bisa menjadi gejala kanker, khususnya kanker payudara inflamatori yang agresif. Gejalanya meliputi payudara memerah, bengkak, terasa hangat, serta kulit menebal atau tampak seperti kulit jeruk. Johns Hopkins Medicine menegaskan, siapa pun yang menemukan benjolan atau nyeri menetap perlu segera berkonsultasi ke dokter.
Langkah Meredakan Nyeri Payudara
Sebagian besar nyeri payudara bisa ditangani dengan langkah sederhana. Berdasarkan rekomendasi Johns Hopkins Medicine dan NHS UK, berikut cara yang bisa dilakukan:
1. Konsumsi obat pereda nyeri
Paracetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit. Gel pereda nyeri juga bisa dioleskan langsung pada area payudara.
2. Gunakan bra yang sesuai
Pilih bra dengan ukuran tepat, memberikan dukungan penuh, dan nyaman digunakan. Untuk tidur, gunakan bra lembut agar payudara tetap tersangga.
3. Kurangi asupan kafein, garam, dan lemak
Beberapa penelitian menunjukkan perubahan pola makan ini dapat mengurangi gejala nyeri.
4. Kompres hangat atau dingin
Kompres air hangat dapat membantu melancarkan aliran darah, sementara kompres dingin dapat meredakan peradangan.
5. Hindari merokok
Kebiasaan merokok dapat memperburuk gejala nyeri payudara akibat pengaruh sirkulasi darah dan hormon.
6. Konsultasikan obat yang dikonsumsi
Jika nyeri berkaitan dengan obat tertentu, tanyakan kepada dokter mengenai alternatif atau penyesuaian dosis.
7. Jaga pola hidup sehat
Aktivitas fisik teratur, tidur cukup, dan menjaga berat badan ideal dapat membantu menyeimbangkan hormon dan mengurangi nyeri.
FAQ Seputar Nyeri Payudara
1. Apakah nyeri pada payudara selalu tanda kanker?
Tidak. Sebagian besar nyeri payudara disebabkan oleh faktor hormonal atau kondisi ringan lainnya. Namun, pemeriksaan medis tetap penting bila nyeri tidak hilang atau disertai benjolan.
2. Kapan harus pergi ke dokter bila mengalami nyeri payudara?
Jika nyeri tidak membaik setelah beberapa minggu, disertai benjolan keras, perubahan bentuk payudara, kulit mengerut, atau keluarnya cairan dari puting, segera periksakan diri.
3. Apakah pria juga bisa mengalami nyeri payudara?
Ya, pria juga memiliki jaringan payudara dan dapat mengalami nyeri akibat infeksi, cedera, atau kondisi medis tertentu.
4. Apakah nyeri payudara bisa dicegah?
Beberapa cara pencegahan meliputi penggunaan bra yang tepat, menjaga pola makan sehat, membatasi kafein, dan menjaga berat badan seimbang.
5. Apakah nyeri payudara normal saat hamil atau menstruasi?
Ya, hal ini normal akibat perubahan hormon. Namun, jika nyeri terasa sangat parah atau disertai gejala lain, konsultasi dengan tenaga medis disarankan.