Liputan6.com, Jakarta Bryan Mbeumo baru saja memasuki babak baru dalam kariernya setelah meninggalkan Brentford dan bergabung dengan Manchester United senilai £71 juta.
Statistik awal mungkin tampak mengecewakan, hanya satu gol dalam lima laga, berbeda jauh dengan start musim lalu ketika ia sudah mencetak empat gol. Namun, realita di lapangan bercerita lain: Mbeumo disebut-sebut sebagai pemain terbaik United sejauh ini.
Dengan kecepatan, tenaga, dan sentuhan pertama yang halus, Mbeumo berhasil memberi warna pada lini depan United yang sempat dianggap monoton. Ia menjadi motor serangan dalam laga-laga krusial, termasuk ketika menghadapi Arsenal, Burnley, hingga Chelsea. Tak heran jika ia terpilih sebagai pemain terbaik klub pada bulan Agustus.
Meski begitu, sorotan kini mengarah pada kemampuannya mengonversi energi tersebut menjadi gol. United mendatangkannya bukan hanya untuk berlari tanpa henti, tapi juga untuk menambah jumlah gol yang sangat dibutuhkan tim.
Laga melawan mantan klubnya, Brentford, akhir pekan ini bisa menjadi momentum penting untuk membuktikan hal itu.
Energi Tanpa Henti di Lini Serang
Sejak awal musim, Mbeumo menunjukkan karakter khasnya: pekerja keras yang tidak kenal lelah. Ia melepaskan rata-rata tiga tembakan per laga, meski sempat tampil pasif saat melawan Fulham. Dalam laga lain, ia konsisten menekan lawan dan membuat lini pertahanan lawan sibuk sepanjang pertandingan.
Thomas Frank, mantan pelatihnya di Brentford, pernah memuji dedikasi Mbeumo pada 2023. “Etos kerjanya luar biasa. Tidak banyak winger yang bekerja sekeras dia dan begitu penting untuk tim,” ujarnya kala itu.
Pandangan serupa datang dari Ruben Amorim, pelatih United saat ini, yang menilai Mbeumo memberi dimensi berbeda pada permainan berkat kecepatan dan sentuhan pertamanya.
Daya juang tersebut juga menular kepada rekan setimnya. Amorim mengaku bisa merasakan atmosfer Old Trafford berubah ketika Mbeumo memimpin pressing. Sorakan penonton, adrenalin tim, hingga kecepatan dalam memanfaatkan momentum kerap hadir dari aksi agresif sang penyerang.
Peran Kunci dalam Laga Besar
Kontribusi Mbeumo bukan hanya soal gol. Dalam kemenangan atas Chelsea, ia memaksa kiper Robert Sanchez melakukan pelanggaran yang berujung kartu merah, membuka jalan bagi United menguasai pertandingan. Meski tidak mencetak gol, pergerakannya membangkitkan semangat tim dan membuatnya mendapat standing ovation dari suporter.
Bruno Fernandes menegaskan bahwa agresivitas Mbeumo sejak menit awal menjadi kunci. “Kami mendapat kartu merah karena mentalitas kami begitu kuat sejak awal. Bryan yang memulainya dengan berlari tanpa henti,” ujar sang kapten.
Momen itu juga memberi harapan bahwa Mbeumo bisa membangun chemistry dengan Benjamin Sesko, yang perlahan beradaptasi di Premier League.
Jika hubungan duet itu berkembang, Mbeumo berpeluang mengulang catatan 20 golnya bersama Brentford musim lalu, torehan yang sudah lama tidak dimiliki United sejak era Robin van Persie.
Kenangan Indah Bersama Brentford
Karier Mbeumo di Inggris tak bisa dilepaskan dari Brentford. Dari bermitra dengan Ollie Watkins dan Said Benrahma, lalu membentuk duet berbahaya dengan Ivan Toney, hingga menjalin kombinasi produktif bersama Yoane Wissa, ia selalu menjadi bagian penting dari lini depan The Bees.
Bersama Wissa, Mbeumo menciptakan total kontribusi 80 gol dalam dua musim. Ikatan keduanya tak hanya terlihat di lapangan, tapi juga di luar, di mana mereka memilih tinggal bersebelahan.
“Saya butuh dukungan untuk tampil maksimal, dan Wissa selalu mendorong saya,” ujar Mbeumo tahun lalu.
Kini, ketika kembali ke Brentford dengan seragam United, kenangan itu akan menjadi bumbu emosional tersendiri. Namun, kali ini ia harus menghadapi mantan klub yang tengah berjuang keluar dari zona degradasi.
Adaptasi di Old Trafford
Mbeumo dikenal sebagai sosok pendiam dan rendah hati. Rekan-rekan barunya di United menggambarkannya sebagai pribadi yang tenang, bahkan cerebral, dengan hobi unik seperti bermain catur dan piano. Namun di lapangan, kualitasnya membuat banyak orang terkesima.
Kobbie Mainoo menyebutnya pemain yang cepat, kuat, dan memiliki sentuhan hebat. Sementara Manuel Ugarte menekankan bahwa kekuatannya membuat mencetak gol terlihat mudah.
Meski demikian, tantangan nyata ada di depan: bagaimana mengubah impresi positif ini menjadi produktivitas nyata dalam bentuk gol dan assist.
United punya catatan buruk dengan pembelian mahal di lini depan. Jadon Sancho, Rasmus Hojlund, hingga Antony kesulitan menembus ekspektasi. Bedanya, Mbeumo sudah mengenal kerasnya Premier League dan memiliki modal pengalaman yang lebih solid.