Liputan6.com, Jakarta - Pantai selama ini dikenal sebagai destinasi liburan dan tempat bersantai. Namun, riset modern membuktikan bahwa pantai juga menyimpan banyak manfaat kesehatan. Dari membantu tidur lebih nyenyak hingga membuat pikiran lebih tenang, menghabiskan waktu di pesisir ternyata bisa menjadi terapi alami.
Sejak abad ke-18, pantai telah direkomendasikan dokter sebagai terapi untuk berbagai penyakit, mulai dari tuberkulosis hingga kusta. Pasien pada masa itu sering mandi laut, bahkan ada yang meminum air laut karena diyakini kaya mineral.
Meski metode penyembuhan dengan air laut kini dianggap usang, perkembangan ilmu pengetahuan modern tetap menemukan bukti bahwa alam, termasuk pantai, memberikan dampak positif bagi tubuh dan pikiran.
Salah satu studi yang dipublikasikan tahun 1984 menunjukkan pasien pascaoperasi yang dirawat di kamar dengan pemandangan alam memiliki masa pemulihan lebih singkat dibanding pasien tanpa pemandangan serupa.
Efek Menenangkan Air Laut
Psikolog lingkungan yang banyak meneliti manfaat alam, Mat White, menjelaskan, manusia secara alami lebih tertarik pada lanskap yang mengandung unsur air.
"Lingkungan dengan air cenderung dinilai lebih menarik dan menyegarkan," ujarnya.
Hal ini diperkuat oleh Catherine Kelly, penulis Blue Spaces: How and Why Water Can Make You Feel Better. Menurutnya, pemandangan laut memikat perhatian secara lembut tanpa menuntut kerja otak yang berat.
"Kami seolah diundang dengan mudah untuk mengarahkan perhatian ke cakrawala. Ada rasa takjub yang memberi perspektif baru dan membuat kita merasa bagian dari sesuatu yang lebih besar," kata Kelly.
Teori attention restoration atau pemulihan konsentrasi yang dikemukakan pada 1989 juga mendukung hal ini. Laut yang dinamis, tapi tetap mudah ditebak, membuat otak rileks dan pikiran tenang.
Pantai, Olahraga, dan Tidur Lebih Nyenyak
Menghabiskan waktu di pantai tidak hanya menenangkan pikiran, tapi juga mendorong aktivitas fisik.
Studi yang dipublikasikan di Environmental Research tahun 2020 menemukan bahwa orang cenderung berolahraga lebih lama di area 'blue gym' atau lingkungan dekat air.
Kombinasi aktivitas fisik yang lebih panjang dan efek relaksasi dari suasana pantai dapat meningkatkan kualitas tidur.
Analisis data tahun 2024 terhadap orang dewasa di 18 negara bahkan menunjukkan bahwa mereka yang rutin mengunjungi ruang biru maupun ruang hijau memiliki tingkat gangguan tidur lebih rendah.
Efek pantai terhadap stres juga diteliti melalui teknologi virtual reality (VR).
Dalam sebuah uji coba terkontrol acak tahun 2017 di klinik gigi, pasien yang menggunakan VR dengan simulasi berjalan di pantai melaporkan tingkat nyeri lebih rendah dibanding mereka yang melihat simulasi kota.
"Ide kami adalah mengganggu gambaran mental pasien sehingga mereka bisa menghadapi rasa cemas lebih baik. Lingkungan pantai terbukti memberi efek positif," kata psikolog dan peneliti ruang biru, Sabine Pahl.
Manfaat Sosial dan Nostalgia Main di Pantai
Selain berdampak pada kesehatan individu, pantai juga mempererat hubungan keluarga. Studi tahun 2013 yang dilakukan Pahl, White, dan tim menunjukkan bahwa aktivitas bersama di pantai membuat keluarga merasa lebih terikat secara emosional.
"Rasanya berbeda ketika Anda mengajak keluarga keluar rumah dan memberi mereka ruang untuk berlarian bersama. Ada ikatan emosional yang tercipta," ujar Pahl.
Bagi sebagian orang, pantai juga memunculkan rasa nostalgia. Pengalaman masa kecil seperti membangun istana pasir atau bermain air dapat menimbulkan perasaan positif saat kembali mengunjungi pantai di usia dewasa.
Meski manfaat pantai sangat beragam, Mat White mengingatkan bahwa efeknya tidak bersifat instan maupun menyembuhkan penyakit serius.
"Pantai tidak akan menyembuhkan penyakit sepenuhnya, tapi efek kecil yang berulang bisa terakumulasi dan berdampak positif bagi kesehatan," pungkasnya.