Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia semakin memperkuat posisinya sebagai hub medis regional dengan menghadirkan teknologi bedah robotik canggih asal Jepang.
HMI Medical resmi meluncurkan robotic-assisted systems (RAS) hinotori™ di dua rumah sakit besar, yakni Regency Specialist Hospital, Johor Baru pada Senin, 22 September 2025, dan Mahkota Medical Centre, Melaka pada Selasa, 23 September 2025.
Peluncuran ini menandai penggunaan pertama teknologi bedah robotik hinotori™ di Malaysia, setelah sebelumnya digunakan di 87 rumah sakit di Jepang dan Singapore General Hospital sejak 2024.
CEO HMI Malaysia, Stanley Lam, mengatakan, langkah ini merupakan bukti kesiapan Malaysia dalam memberikan layanan kesehatan berteknologi tinggi, terutama untuk pasien internasional.
"Dengan diluncurkannya robotic assisted surgical systems dari Jepang pertama kali di kedua rumah sakit kami di Malaysia, kami berharap dapat terus menunjukkan komitmen dan kesiapan kami untuk melayani lebih banyak pasien internasional, termasuk dari Indonesia," ujar Stanley Lam dalam acara peluncuran.
Teknologi Jepang untuk Bedah yang Lebih Presisi
Teknologi hinotori™ dikembangkan melalui kolaborasi Kawasaki Heavy Industry yang berpengalaman lebih dari 50 tahun dalam teknologi robot, serta Sysmex Corporation dalam bidang kesehatan.
Sistem ini memungkinkan dokter melakukan operasi dengan presisi lebih tinggi melalui metode keyhole surgery atau bedah lubang kunci.
Consultant Obstetrician and Gynaecologist dari Mahkota Medical Centre, Dr. Sevellaraja A/L N. Supermaniam (Selva), menjelaskan, bedah robotik memberikan banyak keuntungan dibanding metode tradisional.
"Bedah robotik sebenarnya adalah keyhole surgery (bedah lubang kunci). Artinya, kami tidak melakukan operasi dengan sayatan besar, melainkan sayatan kecil. Keuntungan besarnya adalah saya tidak bergantung pada asisten yang memegang kamera. Robot dapat memegang kamera dan menunjukkan apa yang ingin saya lihat setiap saat," kata Selva.
Manfaat serupa juga diungkapkan Consultant General Surgeon dari Regency Specialist Hospital, Dr. Lim Huay Cheen. Menurutnya, sistem bedah robotik sangat membantu dalam menangani kasus urologi dan organ dalam.
"Untuk kondisi seperti penyakit prostat dan ginjal, robotic-assisted surgery memungkinkan kami melakukan tindakan dengan lebih akurat dan minim trauma. Pasien bisa pulih lebih cepat dan kembali beraktivitas," ujar Lim.
Pelayanan Komprehensif untuk Pasien Indonesia
Teknologi ini langsung dirasakan manfaatnya oleh pasien asal Indonesia. Tezzy Dahrizal Dachlan menjadi orang pertama yang menjalani operasi dengan sistem hinotori™ di Mahkota Medical Centre.
"Prosedurnya minim invasif dan rasa sakit yang saya rasakan tidak signifikan. Pemulihannya juga jauh lebih cepat dari yang saya harapkan," kata Tezzy.
Malaysia memang menjadi tujuan utama warga Indonesia untuk berobat. Menurut data rumah sakit, sekitar 20 persen pasien Regency Specialist Hospital Johor Baru merupakan warga Indonesia, sementara Mahkota Medical Centre kerap melayani pasien dari Riau, Medan, Palembang, hingga Jakarta.
Selva, menambahkan, sejak 1990-an pasien Indonesia sudah banyak yang datang berobat ke Malaysia karena akses laparoskopi kala itu masih terbatas di Indonesia.
"Saya sudah menangani pasien dari Indonesia sejak tahun 1994 sampai sekarang. Setiap hari saya menangani 10 atau 15 pasien dari Indonesia. Spesialis laparoskopi atau robotik mungkin ada di Jakarta, tetapi pasien dari Aceh, Medan, atau Pekanbaru lebih memilih ke Malaysia yang secara geografis lebih dekat," kata Selva kepada Health Liputan6.com.
Integrasi dengan Smart Ward
Peluncuran hinotori™ juga sejalan dengan visi smart healthcare yang diusung HMI Medical. Mahkota Medical Centre baru-baru ini meluncurkan Next-Gen Smart Ward pertama di Malaysia yang mengintegrasikan perangkat IoT dan pemantauan real-time, sementara Regency Specialist Hospital sudah mengadopsinya sejak April 2025.
Sistem ruang perawatan pintar ini mampu memantau tanda vital pasien secara otomatis tanpa pencatatan manual, menghemat hingga 90 persen waktu perawat dalam mengakses informasi pasien, serta meningkatkan kepuasan pasien hingga 87 persen.
Selain efisiensi, sistem ini juga mendukung keberlanjutan dengan mengurangi penggunaan kertas.
Kehadiran hinotori™ di Malaysia diharapkan semakin memperkuat daya tarik negara tersebut sebagai destinasi medis, terutama bagi pasien Indonesia yang membutuhkan teknologi canggih untuk kasus kompleks.
Dengan keunggulan minim invasif, presisi tinggi, serta pemulihan lebih cepat, hinotori™ menjadi terobosan penting dalam dunia bedah modern.
HMI Medical memastikan teknologi ini akan terus dikembangkan untuk berbagai jenis operasi, mulai dari prostat, ginjal, hingga kesehatan perempuan, seiring meningkatnya permintaan di Asia Tenggara.