
PERUSAHAAN jasa pertambangan PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining), menggelar kegiatan gathering dalam rangka monitoring dan evaluasi berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan. Bekerjasama dengan Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalimantan Selatan, para peserta gathering mempelajari komoditas kopi sebagai salah satu program CSR yang tengah dikembangkan perusahaan.
Kegiatan gathering yang diisi dengan kegiatan edukasi tentang kopi ini berlangsung di lokasi kebun kopi dan nursery Kelompok Tani Budi Bhakti di Desa Burakai, Kecamatan Hatungun, Kabupaten Tapin, Sabtu (4/10). Kegiatan berlangsung meriah dan seru karena dibalut fun game dan lomba seperti petik buah dan cabut bibit kopi.
CSR Manager KPP Mining, Daniel Angga Sembara, mengatakan gathering ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang melibatkan seluruh pic CSR- KPP Mining pada 11 jobsite, tersebar di sejumlah daerah di Indonesia. "Kegiatan tahunan ini di antaranya bertujuan untuk melakukan monitoring dan evaluasi, kegiatan yang sudah kita rencanakan di tahun sebelumnya. Dalam rangkaian itu kami juga melakukan capacity building atau penambahan pengetahuan, terkait bagaimana program-program CSR yang sedang berjalan," ungkapnya.
Salah satu program CSR yang tengah dikembangkan KPP adalah agroforestry kopi. Sejauh ini agroforestry kopi telah dikembangkan pada tiga jobsite yaitu Lahat, Sumatera Selatan, Sumbawa-Nusa Tenggara Timur dan Tapin-Kalimantan Selatan dengan total luas lahan mencapai 200 hektare.
"Kenapa kita memilih kopi, karena kopi termasuk komoditi yang sekarang sedang digemari oleh masyarakat bukan hanya di Indonesia tapi juga internasional. Banyak masyarakat di dunia sangat menggemari kopi sehingga ini merupakan peluang buat petani-petani kopi," ujar Daniel
Lebih jauh, menurut Daniel, dari sisi lingkungan kopi salah satu pohon yang bisa menyerap karbon, menyerap polusi udara serta baik untuk tanaman penghijauan. "Agroforestry kopi ini akan coba kita kembangkan dari hulu ke hilir mulai dari pembinaan petani, peningkatan produktivitas, pasca panen hingga permodalan. Program ini juga melibatkan para ahli di bidang kopi," tuturnya.
Ketua SPI Kalsel, Dwi Putera Kurniawan mengatakan pihaknya mengapresiasi program KPP Mining dalam rangka membantu petani dan pengembangan kopi di Kalsel. "Kopi di Kalsel memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Namun harus kita akui para petani masih perlu pembinaan dan edukasi termasuk permodalan," ujarnya.
Senada Ketua Kelompok Tani Budi Bhakti Desa Burakai, Subandi menyambut baik adanya bantuan pembinaan bagi petani kopi di wilayahnya. Kelompok tani Budi Bhakti sendiri berdiri sejak 1996 dengan komoditas utama karet dan baru pada 2017 sebagian petani mulai menanam kopi. (E-2)