Liputan6.com, Jakarta Masa depan Harry Kane kembali jadi bahan spekulasi setelah muncul kabar adanya klausul keluar dalam kontraknya di Bayern Munich yang bisa diaktifkan pada 2026. Sang striker, yang sudah mengukir nama sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Tottenham dan timnas Inggris, dikaitkan dengan kemungkinan kembali ke Premier League.
Sejak pindah ke Bayern pada 2023, Kane sukses menghapus stigma "kutukan tanpa trofi" dengan membawa klub menjuarai Bundesliga pada musim 2024–25. Catatan golnya pun luar biasa, dengan 98 gol dari 103 penampilan di semua ajang. Ia bahkan dua kali beruntun meraih Sepatu Emas Bundesliga dan masih produktif di musim ketiganya.
Meski kontraknya baru habis pada 2027, rumor soal pintu keluar tetap terbuka. Kane disebut-sebut akan membuat keputusan besar usai memimpin Inggris di Piala Dunia 2026 yang digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Sheringham: Tottenham Adalah Pilihan Terbaik
Legenda Tottenham, Teddy Sheringham, menilai bahwa klub lamanya menjadi destinasi paling logis jika Kane benar-benar meninggalkan Bayern. Menurutnya, Spurs akan selalu membuka pintu untuk menyambut sang striker kembali.
“Jika Harry Kane kembali ke Inggris, Tottenham adalah pilihan yang paling jelas. Saya tidak melihat alasan mengapa klub tidak menginginkannya kembali. Para fans pasti akan menyambutnya dengan tangan terbuka,” ujar Sheringham.
Meski menyebut Manchester United masih membutuhkan sosok seperti Kane, Sheringham menilai peluang itu tipis. Spurs sendiri memiliki opsi khusus dalam kesepakatan penjualannya ke Bayern, yakni hak untuk menyamai tawaran dari klub lain jika Kane kembali ke Premier League.
Tottenham di Bawah Thomas Frank
Sejak ditangani Thomas Frank, Tottenham menunjukkan perkembangan signifikan. Dalam lima laga awal Premier League musim ini, mereka berada di posisi ketiga klasemen dan juga sudah mencatat hasil positif di Liga Champions.
Sheringham menilai Frank membawa pendekatan berbeda yang lebih solid di lini belakang. “Tottenham terlihat lebih kuat secara defensif dibanding musim lalu. Para rekrutan baru juga mulai menyatu dengan skuad, dan kedalaman tim lebih baik,” katanya.
Meski begitu, Sheringham tetap mengingatkan bahwa prestasi nyata harus ditunjukkan dengan trofi. Ia membandingkan dengan pendahulu Frank, Ange Postecoglou, yang meski menuai kritik tetap berhasil memberikan gelar.