Liputan6.com, Jakarta - Kontingen Indonesia berpotensi kehilangan kans meraih 41 medali emas di SEA Games 2025 Thailand yang diagendakan berlangsung pada 9-20 Desember mendatang.
Hal itu lantaran tuan rumah melakukan pengurangan ekstrem terhadap nomor pertandingan sejumlah cabang olahraga dalam ajang multievent terakbar se-Asia Tenggara edisi ini.
Dilansir dari rilis resmi yang dibagikan NOC Indonesia, ada total 41 nomor yang hilang dari SEA Games 2025. Parahnya, nomor-nomor tersebut berasal dari cabang olahraga yang tadinya merupakan penyumbang medali besar buat Indonesia dalam SEA Games 2023 Kamboja.
Secara rinci, beberapa medali emas yang bakal melayang dari genggaman Tanah Air berasal dari wushu (4 emas), balap sepeda (5 emas), e-sport (2 emas), gulat (2 emas) dan senam (2 emas).
Meski demikian, masih ada potensi tambahan 32 medali emas di SEA Games 2025 dari cabang olahraga dayung (4 emas), kano (5 emas), panahan (3 emas), menembak (7 emas), woodball (3 emas), dan panjat tebing (4 emas).
Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih.Erick Thohir resmi dilantik sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), menggantikan Dito Ariotedjo yang terkena reshuffle pekan lalu.
Ranking Bisa Melorot
Buntut dari pengurangan sejumlah nomor pertandingan, ranking kontingen Indonesia di SEA Games 2025 berpotensi melorot apabola gagal meraih emas pengganti dari nomor lain.
Sebelumnya dalam SEA Games 2025 Kamboja, pasukan Merah Putih berhasil mengumpulkan total 87 medali emas, 80 perak, ditambah 109 perunggu yang membawa Indonesia finis sebagai peringkat ketiga.
Jika kehilangan 41 emas, ada potensi skuad Merah Putih hanya akan finis di posisi ke-5 atau 6 dalam klasemen perolehan medali edisi ini.
Menpora dan NOC Sudah Rapat Koordinasi
Sementara itu, guna membahas kesiapan menuju SEA Games 2025, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Erick Thohir baru-baru ini telah menggelar rapat koordinasi bersama Komite Olimpiade Indonesia alias NOC Indonesia.
Rapat yang digelar pada Senin (22/9/2025) itu tak hanya membahas ajang olahraga multievent Asia Tenggara, tetapi juga Asian Youth Games di Manama, Bahrain 22-31 Oktober 2025, serta Islamic Solidarity Games (ISG) di Riyadh, Arab Saudi 7-21 November 2025
"Jangan sampai Kemenpora punya blueprint berbeda, NOC Indonesia punya blueprint berbeda, yang akhirnya dikorbankan adalah atlet, pelatih, bahkan masyarakat Indonesia. Alhamdulillah, diskusi bersama NOC Indonesia memberikan banyak masukan untuk menyatukan langkah kita," ujar Erick Thohir dalam pernyataannya di NOC Indonesia.
Soroti Anggaran
Terkait ini, Erick juga menyoroti soal ketersediaan anggaran yang masih menjadi tantangan serius jelang pelaksanaan SEA Games 2025.
Dari kebutuhan ideal yang biasanya mencapai Rp 45-65 miliar, saat ini baru tersedia Rp10 miliar, sehingga berpotensi membatasi jumlah atlet yang diberangkatkan.
“Kalau sebelumnya Indonesia mengirim sekitar 900 atlet, dengan kondisi anggaran yang baru ada Rp10 miliar, hanya 120 atlet yang bisa diberangkatkan. Tentu ini tidak ideal. Saya akan terus berkoordinasi dengan Menteri Keuangan agar ada fleksibilitas supaya prestasi kita tidak menurun drastis,” tambah Erick dalam rilis NOC.