Liputan6.com, Jakarta - Keracunan makanan adalah masalah kesehatan yang sering diabaikan, terutama pada anak-anak. Menurut seorang dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia, dr. Yogi Prawira, Sp.A, Subsp.E.Τ.I.A(Κ), anak-anak memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius akibat keracunan makanan dibandingkan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh anak untuk menangani dehidrasi dan komplikasi lainnya dengan baik.
Gejala keracunan makanan umumnya muncul setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala yang sering dialami meliputi mual, muntah, diare, dan dehidrasi.
Meskipun sebagian besar kasus keracunan makanan tidak berakibat fatal, beberapa kasus memerlukan perawatan medis yang intensif. "Sebagian besar kasus keracunan makanan tidak mematikan, namun beberapa kasus memerlukan rawat inap," kata dr. Yogi dikutip dari Antara pada Sabtu, 27 September 2025.
Keracunan makanan dapat terjadi akibat konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, atau racun. Pada anak-anak, gejala keracunan bisa berakibat fatal, terutama dehidrasi yang dapat memicu komplikasi serius seperti gangguan ginjal, peradangan sendi, dan gangguan otak.
"Semakin kecil usia anak, semakin penting untuk berhati-hati dalam menangani penyakit dan memantau asupan makanan yang dikonsumsi," tambah dr. Yogi.
Gejala dan Risiko Keracunan Makanan pada Anak
Gejala keracunan makanan dapat bervariasi, namun umumnya meliputi:
- Mual dan muntah
- Diare
- Dehidrasi
- Sakit perut
Gejala biasanya muncul dalam beberapa jam hingga satu atau dua hari setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Pada anak-anak, risiko komplikasi lebih tinggi, sehingga penting bagi orang tua untuk segera membawa anak ke dokter jika mengalami gejala yang cukup parah.
"Jika setelah mengonsumsi makanan atau minuman anak mengalami gejala keracunan yang cukup parah, mereka harus segera dibawa ke dokter," ujar dr. Yogi.
Pentingnya Edukasi dan Tindakan Cepat
Edukasi mengenai keracunan makanan sangat penting bagi orang tua, guru, dan anak-anak. Pengetahuan tentang cara mengenali tanda-tanda keracunan dapat membantu mencegah komplikasi serius.
Dr. Yogi, menekankan,"Kita juga penting untuk mengedukasi orang tua, guru, bahkan anak-anak kita tentang gejala keracunan yang harus diwaspadai."
Pencegahan Keracunan Makanan
Beberapa langkah pencegahan keracunan makanan yang dapat dilakukan antara lain:
- Perhatikan kondisi makanan dan minuman: Periksa kemasan yang tidak normal, perubahan warna, bau busuk atau asam, tekstur melunak atau berlendir, dan rasa yang menandakan tidak layak konsumsi.
- Kebersihan diri dan alat masak: Selalu cuci tangan setelah beraktivitas dan jaga kebersihan alat masak untuk mencegah kontaminasi silang.
- Penyimpanan makanan yang tepat: Perhatikan suhu penyimpanan makanan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Keracunan makanan dapat terjadi di mana saja, termasuk di rumah, sekolah, atau tempat umum. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada dan menjaga kebersihan serta kualitas makanan yang dikonsumsi anak-anak.