Kemendukbangga/BKKBN Perluas Intervensi Stunting melalui MBG Kelompok 3B

1 day ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Kemendukbangga/BKKBN Perluas Intervensi Stunting melalui MBG Kelompok 3B Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji (kiri)(Kemendukbagga/BKKBN)

MENJELANG akhir September 2025, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr. Wihaji, melakukan kunjungan kerja ke Lampung. Dalam lawatannya, ia meninjau langsung pelaksanaan dan distribusi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi kelompok 3B (ibu hamil, ibu menyusui dan balita non-PAUD). 

“Semuanya baik-baik saja,” ujar menteri ketika itu. 

Menarik perhatian kala Menteri Wihaji mendapati satu anak dari Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang dikunjungi di salah satu desa di Lampung, ternyata berpotensi stunting. Pasalnya, berat badan di usia 2,5 tahun hanya 10,2 kg dari seharusnya 13 kg. Nama balita itu Rayyan Abiyan Ramadhan.
 
Upaya pemerintah setempat memang telah dilakukan. Rayyan mendapat intervensi bantuan makanan bergizi. Ia merupakan satu dari sejumlah KRS yang mendapat bantuan yang diberikan oleh menteri Wihaji menjelang puncak peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia tahun 2025 yang dipusatkan di Lampung pada 25 September 2025. Sebelum menghadiri puncak peringatan, Wihaji menyempatkan blusukan ke keluarga-keluarga KRS di seputaran Lampung Tengah.  

Upaya pemberdayaan KRS  oleh pemerintah diwujudkan dalam banyak rupa. Ada penyaluran bantuan makanan bergizi gratis, perbaikan sanitasi seperti air bersih, jambanisasi hingga bedah rumah. Termasuk juga pemberian Makan Bergizi Gratis sasaran 3B. 

Rayyan adalah satu dari 1 juta anak-anak dan KRS yang disasar oleh Kemendukbangga/BKKBN dalam program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Sebuah gerakan yang memanggul filosofi gotong royong/keroyokan. Dimplementasikan melalui gerakan orang tua asuh yang saat ini mencapai kisaran  15 ribu orang/institusi/industri, dengan nilai bantuan yang bila dirupiahkan kira-kira  mencapai Rp 240 miliar lebih.

Data yang dimiliki Kemendukbangga/BKKBN menunjukkan sebanyak 8,6 juta keluarga di Indonesia tergolong KRS. Adapun total  keluarga sebanyak 75,65 juta keluarga.  Juga diketahui ada 3,7 juta di antaranya tidak memiliki jamban layak dan 1,9 juta tidak memiliki akses air minum yang layak.
 
Sementara 4,3 juta lainnya termasuk golongan keluarga 4Terlalu yang memiliki faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko persalinan dan kehamilan. Yakni, terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak. Faktor-faktor ini juga menjadi pemicu lahirnya anak-anak yang terindikasi stunting. 

MBG Diperluas, Cakup kelompok 3B

Sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting (PPS), BKKBN (ketika itu belum menjadi kementerian) meluncurkan program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

Upaya yang dilakukan Dashat di antaranya menyajikan resep menu-menu makanan bergizi. Sekaligus juga mendemonstrasikan cara pembuatanya. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal, Dashat hadir untuk memproduksi dan menghadirkan makanan sehat  bagi balita stunting. Dashat dimotori oleh ibu-ibu warga setempat. 

Kini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, intervensi terhadap KRS lebih dipertajam. Di antaranya dengan menghadirkan program MBG. Awalnya untuk siswa sekolah. Program ini ditujukan untuk memperbaiki asupan makanan bergizi bagi para siswa.

Karena dirasa penting juga, Menteri Wihaji menyampaikan bahwa sasaran MBG diperluas. Ibu menyusui, ibu hamil dan balita non-PAUD (3B) ikut  merapat ke program ini. Artinya, mereka yang berasal dari KRS mendapat manfaat dengan kehadiran program mulia ini.  Kuota MBG 3B hanya 10 persen dari jumlah total menu MBG yang  didistribusikan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).  

Memitrakan SPPG-Dashat-UPPKA

Belakangan ini kedua entitas tersebut mulai dilirik. Coba disatukan dalam kemitraan. Adalah Destama Saftyani Sakhi, S.Ds, sosok yang mencoba memitrakaan SPPG Ganjar Agung  dengan Dashat. Selaku Kepala  SPPG Ganjar Agung, Destama tak kesulitan untuk meyinergikannya.
 
Bahkan, ia  telah melibatkan kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) binaan Kemendukbangga/BKKBN dalam kegiatan  SPPG Ganjar Agung yang beralamat di  Jl. Soekarno Hatta, Ganjar Agung, Metro Barat, Kota Metro, Lampung. “SPPG kami terpilih dalam program MBG karena merupakan SPPG yang pertama kali running/berjalan di Kecamatan Metro Barat,” ungkap Destama. 

Saat ini, SPPG Ganjar Agung  yang sempat dikunjungi Menteri Wihaji, melayani sesuai target 3.497 sasaran. Sebanyak 366 sasaran merupakan ibu hamil, ibu menyusui dan balita non-PAUD. Selebihnya para siswa sekolah. Adapun distribusi MBG kelompok 3B menyasar 33 ibu hamil, 61 ibu menyusui dan 272 balita non PAUD. 

Setiap pagi MBG 3B didistribusikan kepada penerima manfaat  3B dari KRS oleh kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan kader Dashat. Sementara tray/ompreng diambil kembali oleh petugas SPPG.  “Bahan baku untuk membuat menu MBG dipasok dari koperasi setempat  dan kelompok UPPKA yang ada di wilayah kami,” jelas Destama. Ini menandakan bahwa MBG memberikan asas manfaat bagi kelompok-kelompok usaha ekonomi prduktif berskala mikro. Setidaknya itu terjadi pada SPPG Ganjar Agung. 

Bagaimana awal mula keterlibatan dua entitas, yang menjadi bagian dari program Kemendukbangga/BKKBN, dengan SPPG Ganjar Agung itu terjadi? “Awalnya kami berkoordinasi dengan Penyuluh Keluarga Berencana yang ada di Kecamatan Metro Barat, karena kami membutuhkan untuk distribusi dan pasokan bahan yang bisa dipercaya. Maka, terjalin koordinasi yang menghasilkan kerjasama,” ujar Destama. 

Wajib Menjaga Kebersihan Diri dan Dapur

Menyadari distribusi makanan untuk para siswa sekolah dan sasaan 3B, pengelola SPPG mewajibkan pengelola dapur memperhatikan dengan benar Standard Operation Procedure (SOP) yang harus dijalankan. SOP itu: mewajibkan pengelola dapur  menjaga kebersihan diri dan lingkungan dapur, seperti cuci tangan, kebersihan peralatan hingga bahan makanan. Termasuk  pemilihan dan penanganan bahan baku di mana harus segar, memperhatikan tanggal  kadaluarsa, dan sertifikasi.

SOP lainnya adalah proses memasak harus benar di mana memasak hingga matang, hindari kontaminasi silang dan  pilah bahan; Penyimpanan dan distribusi aman dengan menjaga suhu aman, mengemas dengan tepat, dan melakukan pengawasan distribusi. “Kami melakukan SOP dengan ketat, pemantauan dan evaluasi, serta pelatihan SDM,” terang Destama yang menjamin produksinya higienis.  

Meski bergerak  mulus dengan jumlah penerima manfaat ribuan, SPPG Ganjar Agung tetap dibayang-bayangi ancaman keterbatasan pendanaan UMKM dan koperasi terkait pengadaan bahan baku. Termasuk keterjaminan pasokan pangan dari petani dan peternak lokal. Tantangan itu sudah disadari sejak awal, dan tentu saja para pengelolanya mengantongi solusi. 

“Sangat membantu sasaran yang membutuhkan program ini.” Itulah sepenggal kalimat dari Destama yang berharap program ini harus berlanjut berkesinambungan. Sehingga percepatan penurunan stunting dapat secepatnya terealisasi. Harapan Destama tampaknya bakal terealisasi. Pasalnya, data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 menebar hawa optimisme.

Berdasarkan data itu, diketahui penurunan prevalensi stunting nasional telah terjadi dari 21,5% pada 2023 menjadi 19,8% pada 2024.  Dan diproyeksikan turun lagi menuju target RPJMN 18,8% di 2025 dan 14,2% pada 2029. Memang tidak mudah menurunkan 7,3 persen selama rentang 2023 – 2029.
  
Berkaca pada target prevalensi stunting di 2024 sebesar 20,1 persen, namun hasil survei menunjukkan di angka 19,8%, melampaui target 0,3%, maka optimisme harus tetap dibangun. Salah satu kuncinya ada pada kolaborasi SPPG, Dashat dan kelompok UPPKA Mereka harus mampu menghasilkan kinerja bermutu.

Hal ini karena masih dibutuhkan upaya lebih keras dan kolaborasi lebih erat, terutama di enam provinsi dengan jumlah balita stunting terbesar. Yaitu, Jawa Barat (638.000 balita), Jawa Tengah (485.893 balita), Jawa Timur (430.780 balita), Sumatera Utara (316.456 balita), Nusa Tenggara Timur (214.143 balita), dan Banten (209.600 balita). 

Kalau enam provinsi ini bisa diturunkan 10%, menurut Kementerian Kesehatan, secara nasional  prevalensi stunting akan  turun 4–5%. Karena 50% anak stunting ada di enam daerah tersebut. (RO/P-4)

Read Entire Article