Liputan6.com, Jakarta Juventus memulai musim dengan cerita menarik di lini depan. Igor Tudor kini memiliki tiga penyerang murni dengan gaya berbeda yang bisa jadi senjata pamungkas. Meski banyak yang menilai Bianconeri masih lemah di lini tengah dan sayap, keberadaan tiga penyerang ini membuka opsi yang lebih berani.
Dusan Vlahovic sejauh ini jadi penyerang paling efektif. Empat gol dari lima laga, semuanya ia cetak ketika masuk dari bangku cadangan. Di sisi lain, Jonathan David sempat diandalkan pada laga pramusim setelah datang gratis dari Lille, sementara Lois Openda memberi warna baru dengan kecepatan dan agresivitasnya.
Mantan pelatih Fiorentina, Cesare Prandelli, ikut menanggapi situasi ini. Ia justru melihat ketiganya bukan pesaing, melainkan kombinasi yang bisa saling melengkapi. Menurutnya, Juventus berpotensi mengejutkan lawan dengan formasi trisula lini depan.
Prandelli: Trisula Itu Bisa Jalan
Dalam pandangan Prandelli, tidak ada alasan untuk membatasi peran ketiganya. “David dan Openda sangat berbeda dari Vlahovic,” ujarnya dalam wawancara dengan Tuttosport. “Saya akan mengatakan sesuatu yang mungkin mengejutkan: dalam beberapa pertandingan ketika Yildiz harus beristirahat, ketiganya bisa bermain bersama, menurut saya.”
Keyakinan itu juga berangkat dari cara Tudor mengelola tim. Menurut Prandelli, pelatih asal Kroasia itu tidak terikat oleh pola kaku dan lebih sering membaca jalannya laga di babak kedua. “Saya melihat mereka semua bisa bekerja bersama Tudor, yang tidak terikat formasi atau kekakuan taktik berlebihan; saya justru suka bagaimana ia membaca pertandingan di babak kedua,” tambahnya.
Artinya, Juventus memiliki fleksibilitas untuk memainkan variasi serangan, baik lewat Vlahovic sebagai target man, David dengan mobilitasnya, maupun Openda yang bisa menusuk dari ruang kosong.
Vlahovic, Penyerang Eropa Kelas Atas
Prandelli juga memberi pujian khusus untuk Vlahovic, mantan anak asuhnya di Fiorentina. Ia menilai striker Serbia itu semakin matang, baik secara teknis maupun mental. “Dusan memberi demonstrasi besar profesionalismenya. Dia mampu bertahan menghadapi segalanya. Gol-golnya adalah simbol keseimbangan batin: pada usia 25, dia sudah menemukan kesadaran diri yang akan membantunya terus berkembang,” katanya.
Lebih jauh, ia menganggap Vlahovic kini sudah berada di level elite. “Bagi saya, dia pemain hebat, dan saya ingin dia mencetak lebih banyak gol lagi: dia salah satu striker terbaik di Eropa.”
Peran yang Tepat untuk Vlahovic
Meski begitu, Prandelli mengingatkan bahwa Vlahovic tak boleh dibebani peran tambahan di luar naluri utamanya sebagai pencetak gol. “Dia tidak boleh menghindari tugas menyerang: tidak ada gunanya memintanya menghubungkan permainan atau ikut membangun serangan. Saya pikir banyak pelatih akan mengubah perspektif soal peran penyerang: terkadang mereka meminta hal-hal yang justru mendistorsi karakteristik pemain,” tegasnya.
Jika pesan itu dipahami, Juventus bisa mengoptimalkan kekuatan Vlahovic tanpa mengurangi kontribusi David dan Openda. Kombinasi ketiganya berpotensi menjadi senjata baru yang membuat Juventus lebih tajam, baik di Serie A maupun di panggung Eropa.
Sumber: Tuttosport, juvefc.com