Liputan6.com, Jakarta Musim panas 2025 menjadi periode penuh harapan bagi Juventus setelah sukses mendatangkan Jonathan David secara gratis dari Lille. Bianconeri bahkan rela mengeluarkan biaya tambahan berupa bonus penandatanganan €12,5 juta (sekitar Rp221 miliar), serta gaji tahunan €6 juta (sekitar Rp106 miliar) plus bonus €2 juta (sekitar Rp35 miliar). Semua itu untuk memastikan hadirnya penyerang yang diyakini mampu mengangkat produktivitas lini depan.
Kehadiran David semula dipandang sebagai solusi dari masalah ketajaman Juventus. Ia bahkan langsung menunjukkan kelasnya dengan mencetak gol di laga debut kontra Parma. Harapan seolah mengalir deras bahwa striker Kanada ini bisa menjadi ujung tombak utama menggantikan Dusan Vlahovic yang kerap menuai kritik.
Namun, cerita tidak berlangsung sesuai rencana. Vlahovic justru bertahan dan kembali menemukan ketajamannya. Ditambah dengan kehadiran Lois Openda di akhir bursa transfer, persaingan di lini depan Juventus semakin rumit. Situasi ini membuat Tudor harus berhati-hati dalam menentukan komposisi penyerang yang ideal.
Tiga Nama untuk Satu Posisi Striker Juventus
Dalam beberapa musim terakhir, Juventus lebih sering mengandalkan satu penyerang utama. Vlahovic sebelumnya menjadi pilihan meski performanya sering dinilai inkonsisten. Kedatangan David seakan memberi sinyal perubahan, tetapi justru berbalik ketika Vlahovic kembali tajam dan Openda langsung mendapat tempat.
David kini menjadi pilihan ketiga, sesuatu yang tak dibayangkan ketika ia menandatangani kontrak hingga 2030. Menurut Tuttojuve, kesempatan bermainnya akan sangat terbatas kecuali Tudor mau bereksperimen dengan dua striker sekaligus. Akan tetapi, hingga kini, skema favorit sang pelatih tetap bertahan dengan satu penyerang murni.
Dari perspektif manajemen tim, persaingan ini memang positif karena meningkatkan kualitas skuad. Namun, risiko terbesar ada pada moral pemain. Striker yang kehilangan menit bermain berpotensi kehilangan sentuhan dan kepercayaan diri.
Masa Depan David di Turin
Meski situasinya sulit, David tidak kekurangan alasan untuk tetap optimistis. Pengalamannya di Lille membuktikan ia bisa tumbuh menjadi penyerang yang konsisten mencetak gol. Hanya saja, Serie A dengan ritme dan tekanan berbeda menuntut adaptasi lebih besar.
Peran sebagai pemain pengganti bisa jadi titik balik bagi David. Jika ia mampu memberikan kontribusi nyata dari bangku cadangan, pintu menuju starting XI akan kembali terbuka. Juventus pun mendapat keuntungan dari rotasi sehat yang membuat striker mereka tetap lapar gol.
Pada akhirnya, perjalanan panjang masih menanti. Persaingan dengan Vlahovic dan Openda bukan sekadar ujian bagi David, tetapi juga peluang untuk membuktikan bahwa Juventus tidak salah menjadikannya investasi besar di lini depan.
Sumber: Tuttojuve, juvefc.com