
HAMAS menyerukan dimulainya segera proses pertukaran tahanan dengan Israel menjelang pembicaraan penting di Mesir yang diharapkan dapat mengakhiri perang di Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Dikutip dari AFP, seorang pejabat senior Hamas yang enggan disebutkan namanya mengatakan kelompok itu berkomitmen untuk kesepakatan pertukaran tahanan.
“Sangat berkomitmen untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri perang dan segera memulai proses pertukaran tahanan sesuai kondisi di lapangan," katanya.
Seruan tersebut muncul di tengah dorongan diplomatik baru setelah Hamas memberikan tanggapan positif terhadap peta jalan yang diajukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Rencana itu mencakup penghentian pertempuran, pembebasan sandera Israel, dan pembebasan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Perundingan dijadwalkan berlangsung di resor Sharm El-Sheikh, Mesir, dengan dihadiri para perunding dari Israel dan Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan optimisme bahwa para sandera di Gaza bisa segera dipulangkan. “Saya telah menginstruksikan tim negosiasi untuk ke Mesir guna merampungkan detail teknis,” ujar Netanyahu.
Kairo memastikan akan menjadi tuan rumah bagi delegasi Hamas untuk membahas kondisi di lapangan serta rincian pertukaran seluruh tahanan Israel dan warga Palestina.
Beberapa sumber menyebut, kedua pihak akan menjalani perundingan tidak langsung pada Minggu dan Senin, bertepatan dengan mendekatnya dua tahun peringatan serangan Hamas 7 Oktober 2023 yang memicu perang.
Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump mengirim dua utusan ke Mesir, menantunya Jared Kushner dan diplomat Timur Tengah Steve Witkoff, untuk mengawal proses negosiasi tersebut.
Menurut seorang sumber Palestina dekat Hamas, kelompok itu menuntut penghentian total operasi militer Israel di seluruh wilayah Gaza, termasuk serangan udara dan pengintaian drone.
“Jika Israel menghentikan operasi militernya, Hamas dan faksi perlawanan juga akan menghentikan seluruh aksi militer,” ujarnya.
Rencana Trump memuat pembebasan 250 tahanan Palestina dengan hukuman seumur hidup dan lebih dari 1.700 warga Gaza yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023. Ia menegaskan tidak akan menoleransi penundaan dari pihak Hamas.
“Kesepakatan harus segera tercapai, atau semuanya akan batal,” tulis Trump di platform Truth Social.
Trump menyebut Israel telah menyetujui garis penarikan awal pasukan di Gaza, yang telah dikomunikasikan kepada Hamas.
“Begitu Hamas mengonfirmasi, gencatan senjata akan langsung berlaku, pertukaran tahanan dimulai, dan kami menciptakan kondisi bagi tahap penarikan berikutnya,” katanya.
Netanyahu menambahkan, “Dalam beberapa hari mendatang kami berharap dapat memulangkan seluruh sandera, bertepatan dengan perayaan Sukkot.”
Serangan Masih Berlanjut
Meski Trump menyerukan penghentian serangan, Israel masih melanjutkan pemboman di Gaza. Rekaman AFPTV menunjukkan asap tebal membumbung di langit pesisir pada Minggu pagi.
Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya lima orang tewas akibat serangan di Gaza City, menyusul serangan udara intensif sepanjang malam. Sehari sebelumnya, hampir 60 orang dilaporkan tewas, termasuk 40 di Gaza City.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan operasi militer intensif dan penghancuran gedung-gedung tinggi di Gaza telah memaksa sekitar 900 ribu warga mengungsi ke selatan. “Tekanan besar kini dirasakan oleh Hamas dan negara-negara yang mendukungnya,” katanya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sebelum serangan terakhir, sekitar satu juta orang masih tinggal di Gaza City. “Jumlah serangan udara berkurang sejak malam, dan tank tampak sedikit mundur. Tapi saya yakin ini hanya manuver taktis, bukan penarikan,” ujar Muin Abu Rajab, warga Al-Rimal, Gaza City.
Tak Ada Peran bagi Hamas
Meski begitu, Hamas menegaskan tetap harus dilibatkan dalam masa depan pemerintahan Gaza. Namun, rencana Trump menyatakan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya tidak akan memiliki peran dalam pemerintahan pascaperang.
Sebaliknya, Gaza akan dikelola oleh badan teknokrat di bawah otoritas transisi yang dipimpin langsung oleh Trump. Rencana itu juga mencakup gencatan senjata, pembebasan sandera dalam waktu 72 jam, penarikan bertahap pasukan Israel, dan pelucutan senjata Hamas.
“Netanyahu tidak akan bisa menghindar kali ini. Trump satu-satunya yang dapat memaksa Israel menghentikan perang,” kata Sami Adas, warga Gaza City yang kini tinggal di tenda pengungsian bersama keluarganya.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.219 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data resmi Israel yang dihimpun AFP. Sebagai balasan, ofensif Israel telah menewaskan sedikitnya 67.139 warga Palestina di Gaza, berdasarkan data Kementerian Kesehatan wilayah itu yang diakui Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai kredibel. (Ndf/I-1)