Liputan6.com, Jakarta Stroke adalah kondisi ketika aliran darah ke otak terputus atau berkurang, menyebabkan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi. Guna mencegah kecacatan, penanganan stroke mesti cepat yakni 3 sampai 4,5 jam usai gejala pertama muncul.
Penting bagi masyarakat mengetahui gejala stroke yang bisa dilihat dari tiga hal berikut:
- wajah: wajah seseorang yang tampak tidak normal seperti turun sebelah dan tidak simetris.
- lengan: gejala stroke yang dilihat dari lengan penderita menjadi lemah. Jika lengan itu diangkat maka tingginya tidak sama dengan lengan satunya.
- bicara: gejala stroke dilihat dari cara bicara penderita yang menjadi sulit, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara.
Ada pula gejala stroke lain yang bisa terjadi pada penderita antara lain tiba-tiba pusing, atau tiba-tiba tidak bisa melihat dan sakit kepala yang sangat hebat.
Bila pasien menemui gejala itu, lalu segera membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dalam golden period ini maka peluang pemulihan mendekati kondisi semula sangat tinggi. Namun bila terlambat, kerusakan otak bisa menjadi permanen yang bisa menyebabkan kecacatan.
“Tidak semua pasien bisa kembali normal sepenuhnya, apalagi jika penanganan terlambat. Namun dengan terapi yang tepat, banyak pasien yang tetap dapat kembali beraktivitas secara produktif,” kata dokter spesialis saraf konsultan Manfaluthy Hakim dari Medistra Hospital Jakarta.
Guna mempercepat layanan pada pasien stroke, Medistra Hospital kini memiliki program Stroke Ready Hospital. Pasien dengan gejala stroke yang datang mendapat penanganan medis yang cepat, tepat, dan komprehensif.
Stroke Ready Hospital, Penanganan Cepat dan Komprehensif
Konsep pelayanan Stroke Ready Hospital dihadirkan sebagai bentuk komitmen rumah sakit dalam menyelamatkan nyawa pasien stroke sekaligus menurunkan angka kecacatan seperti disampaikan Direktur Medistra Hospital, dokter Adhitya Wardhana MARS.
Lebih lanjut,pada programStroke Ready Hospital, pasien langsung masuk jalur cepat (fast track), dilakukan pemeriksaan CT Scan segera, dan bila memenuhi syarat bisa diberikan terapi trombolisis dalam hitungan menit.
“Program Stroke Ready Hospital ini tidak hanya melibatkan tim medis yang terlatih, dan siap siaga 24 jam, tetapi juga fasilitas yang lengkap untuk mendukung penanganan cepat dan tepat," kata Adhitya.
Perbedaan Stroke Ready Hospital dengan Penanganan Biasa
Paling tidak ada empat aspek yang membedakan penanganan biasa dibandingkan Stroke Ready Hospital, yakni:
- Alur cepat (fast track): pasien stroke ditangani lebih dulu, tanpa menunggu prosedur administrasi panjang.
- Tim multidisiplin: dokter spesialis saraf, radiologi, rehabilitasi medis, serta perawat terlatih selalu siap siaga.
- Teknologi medis: fasilitas CT Scan tersedia 24 jam untuk mempercepat diagnosis.
- Terapi trombolisis: obat penghancur bekuan darah yang hanya efektif diberikan dalam golden period.
Faktor Risiko Stroke
Di kesempatan yang sama, Manfaluthy mengungkapkan bahwa stroke bisa tercetus karena gaya hidup yang kurang sehat. Seperti stres tinggi, kurang tidur, konsumsi makanan tinggi lemak/gula/garam, kurang olahraga, serta merokok.
"Dengan perubahan gaya hidup lebih sehat, risiko stroke dapat ditekan," pesannya.