Liputan6.com, Jakarta Real Madrid memulai musim 2025/2026 dengan performa yang sangat impresif di bawah arahan pelatih baru Xabi Alonso.
Mereka berhasil mencatatkan enam kemenangan beruntun di LaLiga, termasuk kemenangan telak 4-1 saat menghadapi Levante UD pada Rabu (24/9/2025) dini hari WIB.
Kemenangan ini menjadi bagian dari total tujuh kemenangan dari tujuh pertandingan di semua kompetisi Los Blancos musim ini.
Kehadiran Xabi Alonso sebagai juru taktik baru dianggap telah membawa angin segar serta menghadirkan ekspektasi tinggi bagi para penggemar Los Blancos.
Mantan gelandang legendaris yang ditunjuk menggantikan Carlo Ancelotti itu sebelumnya memang punya reputasi gemilang setelah sukses meraih gelar liga, piala, dan Piala Super Jerman bersama Bayer Leverkusen.
Kemenangan atas Levante UD tidak hanya menegaskan dominasi Real Madrid di awal musim, tetapi juga menyoroti adaptasi cepat para pemain terhadap filosofi dan taktik baru yang diusung Alonso.
Hasil ini membuktikan bahwa era baru di Santiago Bernabeu telah dimulai dengan sempurna, menjanjikan musim yang penuh prestasi bagi raksasa Spanyol tersebut.
Real Madrid berhasil menang dramatis 2-1 atas Marseille di Liga Champions 2025/2026, tapi sorotan utama justru jatuh pada keputusan Xabi Alonso mencadangkan Vinicius Jr. Alonso memilih Rodrygo dan pemain muda Franco Mastantuono sejak menit awal.
Penunjukan dan Ekspektasi Tinggi
Mengilas balik bergabungnya Xabi Alonso, sang pelatih diumumkan secara resmi oleh Real Madrid pada 25 Mei 2025.
Manajemen memberikan kontrak tiga musim yang sekaligus menjadi bukti kepercayaan terhadap visi dan kapabilitasnya. Kedatangan Alonso menggantikan Carlo Ancelotti membawa harapan besar untuk masa depan klub.
Dia dengan cepat mampu menularkan filosofi kemenangannya kepada skuad Real Madrid. Hasilnya terlihat nyata dengan tujuh kemenangan beruntun di awal musim, tanpa sekalipun tersentuh kekalahan.
Ia diprediksi membawa perubahan signifikan, beralih dari skema tiga bek ke formasi 4-3-3 yang lebih kolektif. Pendekatan ini menekankan pada penguasaan bola dan pergerakan tanpa bola yang dinamis.
Filosofi ini tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi juga pada proses dan pengembangan pemain. Alonso berhasil menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa memiliki peran penting. Ini merupakan kunci di balik performa konsisten Real Madrid di setiap pertandingan, termasuk saat menang telak atas Levante.
Fokus pada Pertahanan dan Fleksibilitas Pemain
Lebih lanjut, Xabi Alonso juga sadar akan pentingnya fondasi pertahanan yang kuat sebagai dasar keberhasilan tim. Ia menegaskan bahwa semua pemain harus ikut bertanggung jawab dalam aspek defensif, bukan hanya para bek. Pendekatan kolektif ini membuat Real Madrid tampil lebih solid di lini belakang.
Fleksibilitas pemain menjadi salah satu kekuatan utama Real Madrid di bawah Alonso musim ini. Dalam laga melawan Levante UD, Alonso melakukan sejumlah rotasi. Keputusan ini menunjukkan kepercayaan pelatih terhadap kemampuan adaptasi para pemainnya.
Strategi ini memungkinkan Real Madrid untuk mengatasi berbagai tantangan dan formasi lawan. Dengan pemain yang mampu beradaptasi di beberapa posisi, Alonso memiliki lebih banyak opsi taktis. Hal ini juga membantu menjaga kebugaran pemain sepanjang musim yang panjang.
Pengembangan Serangan dan Keseimbangan Tim
Fokus Alonso juga tertuju pada pengembangan lini serang, khususnya para pemain sayap. Ia menuntut upaya ekstra dari para penyerang, terutama Vinicius Junior, untuk lebih berkontribusi dalam fase menyerang dan bertahan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan serangan yang lebih bervariasi.
Kedatangan Franco Mastantuono pada bursa transfer musim panas lalu perlahan mulai mengubah pola permainan Real Madrid. Sebelumnya, serangan Madrid lebih banyak bertumpu pada sisi kiri melalui Vinicius Jr. Namun, Mastantuono berhasil menghidupkan kembali alur serangan dari sisi kanan.
Keseimbangan ini mengurangi ketergantungan pada satu sisi lapangan dan membuat serangan Real Madrid lebih sulit diprediksi lawan. Distribusi gol yang merata juga menunjukkan bahwa tim tidak hanya bergantung pada satu atau dua pemain. Ini menjadi indikator kekuatan kolektif di bawah arahan Alonso.