Donald Trump Desak ByteDance Jual TikTok ke Investor AS Senilai Rp 234 Triliun

1 week ago 23
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Permasalahan keamanan data TikTok tak disangka membuat persoalan yang kompleks. Sistem analisis preferensi dan ketertarikan setiap pengguna TikTok menjadi momok 'mengerikan' bagi Negeri Paman Sam.

Menindaklanjuti hal tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali mengambil langkah tegas. Perintah eksekutif lagi-lagi dikeluarkan, memaksa ByteDance agar menjual TikTok ke investor AS, senilai USD 14 miliar (sekitar Rp 234 triliun).

Mengutip Reuters, Senin (29/9/2025), Presiden Donald Trump resmi menandatangani perintah eksekutif. Perintah ini menjadi landasan hukum terbaru bagi kelanjutan nasib TikTok di AS.

Tujuan utama dari perintah kali ini untuk memastikan penjualan operasi TikTok di AS dapat segera terwujud. Proses ini dilakukan dalam rangka memenuhi mandat undang-undang keamanan nasional tahun 2024.

Menurut informasi yang beredar, hadirnya kesepakatan ini akan menyerahkan kendali TikTok kepada investor AS dan global. Langkah tersebut diambil untuk mengatasi kekhawatiran atas keamanan data pengguna yang disimpan di luar negeri.

Struktur Kepemilikan TikTok di AS bakal Berubah?

Meskipun perintah eksekutif telah dikerahkan untuk memaksa ByteDance menjual TikTok, Trump tetap akan memberlakukan penegakan hukum dan pelarangan penggunaan aplikasi, namun dengan kompromi baru.

Wujud utama dari kompromi yang berlaku memberikan ekstensi batas waktu aplikasi TikTok sebelum diblokir. Batas waktu baru ditetapkan hingga 20 Januari 2026.

Walau memberikan kelonggaran berupa kompromi waktu pemblokiran, tak dapat dipungkiri pemaksaan penjualan ini mengubah struktur kepemilikan TikTok di AS. Induk perusahaan China, ByteDance, akan menjadi pemegang saham minoritas.

Berdasarkan kabar yang beredar, saham ByteDance pada TikTok AS akan ditekan sampai di bawah 20 persen. Alasan dari penekanan ini untuk membuat induk perusahaan tersebut tetap mematuhi persyaratan ketat yang ditetapkan dalam undang-undang.

Di sisi lain, daftar nama investor besar dari AS yang telah berjanji akan membeli TikTok juga telah muncul. Beberapa perusahaan Big-Tech seperti Oracle dan firma ekuitas swasta Silver Lake, disebut-sebut akan mengambil porsi saham signifikan.

Selain itu, nama-nama dari sosok besar seperti CEO di Dell Technologies, Michael Dell dan seorang Media Mogul (pemiliki banyak media besar), Rupert Murdoch juga disebut akan bergabung dalam konsorsium investor kelas dunia ini.

Nasib Algoritma TikTok Terancam

Terjadinya blokade dan penekanan terhadap ByteDance untuk menjual TikTok telah menyita perhatian publik. Namun, di tengah hiruk pikuk permasalahan keamanan data yang ada, terdapat satu isu krusial dalam kesepakatan ini.

Isu krusial tersebut adalah nasib algoritma TikTok, sebuah sistem teknologi yang dianggap sebagai aset paling berharga milik perusahaan.

Bagaimana Nasib Algoritma TikTok?

Salah satu isi dari perintah eksekutif Donald Trump menyatakan bahwa algoritma akan berada di bawah kendali mitra keamanan AS untuk dipantau dan dilatih kembali.

Hadirnya keputusan dan intensi untuk meregulasi ulang sistem tersebut membuat esensi utama dari terciptanya algoritma TikTok berubah.

Digunakan untuk melihat ketertarikan pengguna aplikasi akan suatu konten video, mungkin saja ke depannya, algoritma TikTok digunakan sebagai alat penentu akan preferensi yang sama sekali tidak bisa dilawan atau pun diubah.

Meskipun terdengar berbahaya, sayangnya 'pemaksaan' oleh Presiden AS, Donald Trump telah mendapatkan persetujuan langsung dari Presiden China, Xi Jinping.

Kontroversi Nilai Valuasi Tak Sebanding dan Keraguan Publik

Paksaan penjualan TikTok ke AS oleh Donald Trump menuai banyak pertanyaan sejumlah kalangan yang menganggap angka itu jauh lebih rendah dari perkiraan pasar.

Dilaporkan Reuters, analis dari Wedbush Securities, Dan Ives, memprediksi nilai TikTok AS jauh lebih tinggi daripada USD 14 miliar.

Menurut perkiraannya, valuasi aplikasi tersebut tanpa sistem teknologi algoritma pada April 2025 berada di kisaran USD 30-40 miliar (sekitar Rp 501 – Rp 668 triliun).

Perkiraan ini menimbulkan akuntabilitas Gedung Putih dalam menentukan tingkat valuasi suatu aset dipertanyakan. Sayangnya, sampai saat ini belum ada rincian resmi dari metodologi penilaian dari lembaga pemerintah tersebut.

Hal ini menuai keraguan di kalangan ahli keuangan, serta mendatangkan ketidakpastian mengenai detail akhir dari kesepakatan yang terjadi.

Infografis Mekanisme Virtual Police Awasi Pengguna Media Sosial. (Liputan6.com/Trieyasni)

Read Entire Article