Liputan6.com, Jakarta Diego Simeone kembali jadi sorotan besar setelah laga dramatis Liverpool kontra Atletico Madrid di Liga Champions. Pertandingan di Anfield itu berakhir dengan skor 3-2 untuk kemenangan The Reds. Namun, bukan hanya hasil akhir yang mencuri perhatian, melainkan juga aksi kontroversial sang pelatih.
Di menit akhir laga, Simeone terlihat kehilangan kontrol emosinya setelah gol penentu dari Virgil van Dijk. Gol sundulan bek asal Belanda itu tercipta di menit ke-92 dan memastikan kemenangan untuk Liverpool. Reaksi frustrasi Simeone langsung pecah di pinggir lapangan.
Simeone terlibat adu mulut panas dengan sejumlah fan Liverpool yang duduk tak jauh dari bangku cadangan Atletico. Aksi ini membuat wasit tak punya pilihan selain mengusir sang pelatih keluar lapangan. Situasi semakin memanas karena tensi pertandingan sudah tinggi sejak awal.
Kartu merah yang diterima Simeone menambah panjang daftar kontroversinya di kompetisi Eropa. UEFA pun langsung bergerak cepat dengan melakukan investigasi atas insiden tersebut. Hasil keputusan akhirnya baru saja diumumkan.
Hukuman untuk Simeone
Setelah penyelidikan, Goal melaporkan bahwa UEFA menjatuhkan sanksi tegas kepada Diego Simeone. Pelatih asal Argentina itu dilarang mendampingi timnya dalam satu pertandingan Liga Champions. Hukuman ini berlaku langsung dan tidak bisa ditunda.
Simeone pun sudah absen ketika Atletico bertanding melawan Eintracht Frankfurt. Di laga tersebut tim anak-anak asuhnya menang telak 5-1.
Selain itu, Liverpool juga tak lepas dari konsekuensi. Klub asal Merseyside tersebut didenda €4.000 oleh UEFA. Penyebabnya adalah perilaku sebagian suporternya yang melemparkan benda ke arah lapangan saat pertandingan berlangsung.
Simeone Jelaskan Kemarahannya
Usai insiden, Simeone buka suara soal alasan kemarahannya terhadap pendukung Liverpool. Ia menyebut bahwa dirinya dan staf pelatih Atletico mendapatkan hinaan verbal sepanjang pertandingan. Hal itu yang membuat emosinya meledak di penghujung laga.
Menurut Simeone, situasi semakin sulit dikendalikan setelah gol penentu dari Van Dijk. Ia mengaku sudah berusaha menahan diri, namun hinaan yang terus terdengar dari tribun membuatnya tak kuasa lagi menahan amarah.
Manajer berusia 55 tahun itu menegaskan bahwa dirinya tetaplah manusia biasa. Tekanan di level Liga Champions memang besar, dan komentar dari fan lawan bisa memicu reaksi emosional. Simeone merasa perlu berbicara karena hal serupa juga bisa dialami pelatih lain.
"Kami (para manajer) berada di posisi di mana kami adalah protagonis/pembawa standar, jadi seperti halnya kami melawan rasisme dan hinaan di stadion saat ini, kami juga bisa berjuang atas nama para manajer, melawan hinaan yang kami terima sepanjang pertandingan,” seru Simeone kepada BBC.
"Tidak mudah berada di posisi kami saat ini dan menerima hinaan sepanjang pertandingan. Saya melihatnya dari jauh setelah gol ketiga. Saya melihat gol ketiga masuk dan saya berbalik, hinaan terus berlanjut, dan ya, saya manusia," tegas Simeone.
(BBC/Goal)