Jika infeksi terus berulang, risiko peradangan kronis hingga gangguan organ lain pun meningkat. "Adanya inflamasi pada usus itu nantinya juga berisiko menyebabkan gangguan di beberapa organ tubuh tertentu. Kondisi kesehatan seseorang jauh makin serius jika membutuhkan antibiotik," ujarnya.
Untuk mencegah keracunan makanan dan dampak jangka panjangnya, Prof. Ari menekankan pentingnya kebersihan dan pengolahan makanan yang benar. Makanan harus dimasak dengan suhu cukup tinggi agar bakteri mati sempurna.
Dia, menambahkan, makanan tidak boleh terlalu lama dibiarkan pada suhu kamar karena bakteri dapat berkembang biak dengan cepat.
"Bahan-bahan makanan sebaiknya disimpan dalam kulkas dengan pengaturan suhu yang tepat. Kalau makanan terlalu lama berada di suhu kamar, kemungkinan besar sudah tidak aman dikonsumsi," tambahnya.
Prof. Ari juga menekankan pentingnya mencegah kontaminasi silang di dapur. Misalnya, pisau yang digunakan untuk memotong daging mentah atau seafood tidak boleh dipakai untuk memotong makanan matang. Begitu pula dengan talenan dan peralatan dapur lain yang harus dibedakan penggunaannya.
Selain itu, menjaga kebersihan tempat memasak menjadi faktor penting. "Cegah makanan yang sudah masak tercemar oleh daging dan seafood mentah. Pertahankan makanan hangat agar tetap hangat, dan makanan dingin agar tetap dingin," ujar Prof. Ari.
Dia, menjelaskan, makanan hangat sebaiknya dijaga pada suhu di atas 65 derajat Celcius, sementara makanan yang dipanaskan untuk disajikan harus mencapai suhu minimal 85 derajat Celcius.