
BANK Tabungan Negara (BTN) menegaskan posisinya sebagai penyalur terbesar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tahun 2025. Berdasarkan data Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, BTN berhasil menyalurkan 93.098 unit KPR subsidi, jumlah tertinggi di antara 39 bank penyalur lainnya.
Disusul oleh BTN Syariah dengan 36.589 unit, kemudian Bank BRI (17.515 unit), BNI (8.440 unit), dan Bank Mandiri (7.963 unit).
Capaian itu terungkap dalam acara akad massal KPR subsidi yang digelar di 100 titik di 33 provinsi pada Senin (29/9) kemarin. Presiden Prabowo Subianto hadir langsung menyaksikan akad di Perumahan Pesona Kahuripan, Cileungsi, Bogor, termasuk 200 unit KPR secara tatap muka, sementara 25.800 unit lainnya dilakukan secara daring.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait mengapresiasi peran BTN dan bank penyalur lain dalam mempercepat akses kepemilikan rumah bagi masyarakat.
“Penyalur nomor satu adalah BTN, kemudian BTN Syariah, BRI juga luar biasa peningkatannya. Saya perlu sampaikan agar ekosistem ini semakin semangat,” ucap Maruarar dikutip dari Antara, Selasa (30/9).
Tahun ini, pemerintah menargetkan 350 ribu unit rumah melalui skema KPR FLPP. Hingga saat ini, sudah terealisasi 183.085 unit dengan nilai Rp22,71 triliun.
Kuota Besar untuk BTN
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan pihaknya mendapatkan tambahan kuota 220.000 unit KPR FLPP dari total target nasional 350.000 unit pada 2025. Ia menekankan BTN terus menjalankan strategi proaktif untuk mempercepat akses rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
“BTN mengakadkan 220.000 unit KPR FLPP pada tahun ini. Kalau dibagi dengan hari kerja, setiap hari kita bisa mengakadkan sekitar 1.000 rumah. Jadi BTN menjalankan mesin terbesar di Indonesia untuk mendukung pemenuhan kebutuhan rumah,” ujar Nixon.
Dari 26 ribu penerima manfaat KPR Subsidi FLPP pada akad massal 29 September, terdapat 17 kategori profesi MBR, mulai dari asisten rumah tangga, petani, tukang becak, pedagang, buruh, tukang cukur, tukang tambal ban, hingga pekerja angkringan. Ada juga guru, wartawan, tenaga kesehatan, anggota TNI-Polri, bahkan penyandang disabilitas seperti tuna netra.
Nixon menegaskan, segmen pekerja sektor informal menjadi perhatian penting.
“Saat ini proporsi pekerja sektor informal telah mencapai 10% dari total nasabah KPR Subsidi BTN. Ke depan, porsi ini akan terus meningkat,” jelasnya.
Hingga semester I-2025, BTN telah menyalurkan KPR Subsidi senilai Rp182,17 triliun, tumbuh 6,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. (Z-10)