Liputan6.com, Jakarta - Linen rumah sakit sering kali dianggap sekadar perlengkapan penunjang kenyamanan pasien. Padahal, seprei, sarung bantal, selimut, hingga tirai yang digunakan di fasilitas kesehatan memiliki peran lebih besar, mendukung kualitas perawatan sekaligus menjadi salah satu faktor pencegahan infeksi.
Secara umum, jenis linen yang digunakan di rumah sakit terbagi menjadi beberapa kategori:
1. Seprei dan Sarung Bantal
Digunakan untuk melapisi tempat tidur pasien. Linen ini harus memenuhi standar kebersihan tinggi karena bersentuhan langsung dengan kulit pasien.
2. Selimut
Selain memberikan rasa hangat, selimut juga berfungsi menjaga kondisi pasien tetap nyaman di ruangan ber-AC atau ketika pasien mengalami demam dan menggigil.
3. Tirai atau Gorden
Berfungsi menjaga privasi pasien di ruang rawat inap maupun instalasi gawat darurat. Tirai menjadi salah satu linen dengan tingkat kontak tinggi, sehingga rawan menjadi media penyebaran kuman.
4. Handuk dan Kain Lap
Meski jarang disorot, handuk untuk pasien dan kain lap perawatan tetap masuk kategori linen rumah sakit yang perlu perawatan khusus.
5. Baju Pasien dan Baju Medis
Baju pasien umumnya didesain sederhana agar memudahkan tenaga medis dalam pemeriksaan. Sementara itu, baju medis bagi tenaga kesehatan harus memenuhi aspek kenyamanan sekaligus higienitas.
Risiko Linen sebagai Media Infeksi
Founder Anagata Textile, Dian Chrisna Murti, menegaskan, linen rumah sakit tidak bisa dianggap sama dengan kain biasa.
"Kain-kain tirai, seprei, dan lain-lain itu sebenarnya bisa dilindungi. Bisa mengurangi tingkat penyebaran infeksi. Jadi, begitu ada virus nempel di kain, otomatis dia melemah dan lama-lama mati," kata Dian dalam acara di Indonesia International Hospital Expo 2025 pada Kamis, 25 September 2025.
Menurut Dian, banyak orang masih berpikir steril hanya berlaku di ruang operasi atau ICU. Padahal, risiko penularan juga tinggi di ruang rawat biasa maupun instalasi gawat darurat. Hal ini membuat perlindungan ekstra pada linen rumah sakit menjadi sangat penting.
Salah satu terobosan terbaru yang dihadirkan Anagata adalah selimut pintar dengan teknologi Smart Temp. Produk ini mampu menyesuaikan suhu tubuh pemakai dengan mendeteksi parameter kulit.
"Kalau pasien itu kan ada yang meriang. Sudah AC-nya dingin tapi dia tetap kedinginan menggigil. Nah, itu bisa menghangatkan. Begitu juga kalau pasiennya tiba-tiba kepanasan, dia bisa mendinginkan," ujar Dian.
Teknologi Antivirus Jadi Salah Satu Solusi
Inovasi ini bukan hanya menambah kenyamanan pasien, tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional rumah sakit. Selimut pintar membantu mengurangi kebutuhan pengaturan suhu ruangan yang sering kali memakan energi.
Selain kenyamanan, perlindungan dari penyebaran penyakit menjadi aspek yang tak kalah penting. Dian, mengungkapkan, Anagata mengembangkan kain medis dengan teknologi antivirus hasil kerja sama dengan perusahaan teknologi asal Swiss, HeiQ.
Direktur HeiQ Indonesia, Eric Tanudjaja, menjelaskan proses di balik perlindungan ini. "Kimia tersebut menjaga lapisan permukaan kain Anagata, supaya ketika ada virus, bakteri, ataupun jamur yang menempel di atas kain, dalam waktu hitungan detik akan rusak, sehingga dia tidak berfungsi, jadi tidak aktif," kata Eric.
Lebih lanjut, Eric menambahkan bahwa lapisan antivirus tersebut diproses dengan suhu tinggi agar dapat menempel sempurna di serat kain. Hal ini membuat kain tahan terhadap pencucian berulang tanpa mengurangi fungsi proteksi.
Efisiensi Operasional untuk Rumah Sakit
Menurut Dian, keunggulan lain dari kain medis inovatif ini adalah kemudahan dalam perawatan. Proses pencucian dapat dilakukan dengan cara biasa tanpa prosedur khusus.
"Jadi nggak cuma proteksi, kenyamanan sampai dengan efisiensi buat bisnis hospital-nya juga. Jadi kayak dicucinya harus gampang. Tahan pencucian rumah sakit. Hal itu semua menjadi bagian dari penelitiannya Anagata," katanya.
Artinya, penggunaan linen medis dengan teknologi perlindungan khusus bukan hanya melindungi pasien, tetapi juga menghemat biaya operasional rumah sakit.