Moskow (ANTARA) - Aktivis Australia yang tergabung dalam Flotila Global Sumud untuk Gaza dilaporkan dianiaya dan dilecehkan saat berada dalam tahanan Israel, lapor ABC News mengutip ringkasan dari diplomat Australia.
Tujuh warga Australia, bersama aktivis lain dari Global Sumud, ditahan oleh otoritas Israel. Kini, para warga Australia itu telah dibebaskan dan akan dideportasi ke Yordania.
Pembebasan tersebut terjadi setelah para aktivis mengeluh kepada diplomat Australia tentang perlakuan buruk yang serius oleh petugas Zionis Israel, menurut laporan tersebut pada Selasa (7/10).
Para penjaga penjara menendang dan menampar para tahanan, menggunakan teknik "mengganggu waktu tidur", serta menyita obat-obatan mereka, tambah laporan tersebut.
Beberapa tahanan mengaku tidak mengalami penyiksaan fisik, tetapi mereka mengalami berbagai penghinaan, sebut laporan tersebut. Bahkan ada seorang tahanan yang diperintahkan untuk "menari seperti monyet".
Baca juga: Flotila ke Gaza diserang Israel lagi, tiga kapal dicegat
Laporan diplomatik Australia itu juga menunjukkan bahwa pejabat Israel membawa televisi ke penjara Ketziot dan memutar video serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, "diulang-ulang dengan volume keras," kata lembaga penyiaran Australia tersebut.
Armada bantuan kemanusiaan menuju Gaza terdiri dari lebih dari 40 kapal dan ratusan aktivis dari Timur Tengah, Eropa, Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Amerika Serikat.
Pada malam 2 Oktober, angkatan laut Israel mulai mencegat kapal-kapal Armada Sumud Global dan mengarahkan kapal-kapal tersebut ke pelabuhan Ashdod di Israel, bersama para aktivis.
Setelah ditahan dan diproses petugas Israel, para aktivis tersebut nantinya akan dipulangkan ke negara asal mereka.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti-OANA
Baca juga: Aktivis kapal bantuan Gaza alami kekerasan di tahanan Israel
Baca juga: 11 kapal tambahan berlayar ke Gaza untuk tembus blokade Israel
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.