14 Anak Diduga Jadi Korban Salah Tangkap Polisi saat Demo Rusuh di Magelang

7 hours ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Sejumlah orangtua dari beberapa anak yang diduga jadi korban salah tangkap polisi saat demo 29 Agustus lalu di Kota Magelang, Jawa Tengah mendatangi LBH Yogyakarta, Kamis (9/10/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

LBH Yogyakarta mendampingi 14 anak yang diduga jadi korban salah tangkap polisi di Kota Magelang, Jawa Tengah pada saat demo ricuh 29 Agustus lalu.

14 anak ini disebut dipaksa mengaku ikut demo, disiksa, dan disebar data pribadinya yang sebabkan luka fisik dan psikis. Kini mereka menuntut keadilan.

Royan Juliazka Chandrajaya, tim advokasi dari LBH Yogyakarta mengatakan, 14 anak ini termasuk DRP (16 tahun) yang kasusnya sempat ramai sebelumnya. DRP sudah melaporkan kasus ini ke Polda Jateng.

LBH, kata Royan, mendapatkan data 13 anak lainnya saat mendampingi kasus DRP.

"Kami mendampingi korban sejak 16 September. Yang kami dampingi (anak berinisial) DRP. Setelah kami dalami beberapa dokumen dan duduk permasalahannya ternyata ada banyak sekali anak di bawah umur yang ditangkap selain DRP," kata Royan Juliazka Chandrajaya tim advokasi dari LBH Yogyakarta di kantor LBH Yogyakarta, Kamis (9/10).

Hasilnya sejumlah anak berhasil ditemui LBH Yogya. Mereka sempat ditangkap anggota Polres Magelang Kota. Masing-masing berinisial MNM (17 tahun), IPO (15 tahun), SPR (16 tahun), MDP (17 tahun), AAP (17 tahun), AP (15 tahun), DLP (16), NH (15 tahun), KEA (14 tahun), GAD (17 tahun), QAJ (14 tahun), HRR (15 tahun), dan MFA (17 tahun).

"Dari total itu 7 di antaranya yang memutuskan untuk melanjutkan ke proses hukum," katanya.

Menurutnya, hampir semua anak-anak ini ketika terjadi demonstrasi, mereka berada di sekitar alun-alun Magelang.

"Akhirnya polisi membubarkan gas air mata melakukan penyisiran, dan pengejaran. Di sinilah letak-letak masalahnya. Polisi akhirnya menangkap siapa pun orang-orang yang ada di sekitar lokasi kejadian tanpa mampu membuktikan bahwa orang-orang ini pelaku dari demonstrasi yang kami menggarisbawahi bukan pelaku demonstrasi tapi pelaku yang diduga melakukan perusakan pos polisi," katanya.

Catatan LBH Yogyakarta, anak-anak yang ditangkap ini diduga ditampar dengan sandal, wajah ditendang, kepala diinjak, ditinju perutnya, hingga dicambuk menggunakan selang.

Mereka juga diduga dipaksa untuk mengunyah sebuah kencur secara bergantian.

"Kalau memang mereka tidak mengikuti (demonstrasi) kenapa dipaksa untuk mengaku," jelasnya.

Ketika ditangkap, data pribadi mereka diambil mulai dari foto, nama, alamat, tanggal lahir, dan asal sekolah.

"Mereka dibebaskan sehari kemudian lalu datanya disebar ke mana-mana. Hampir semua desa di mana anak-anak ini tinggal semua tahu. Lalu di data itu ada keterangan bahwa anak ini pelaku demo yang rusuh sehingga ada stigma di masyarakat," katanya.

LBH Yogyakarta berencana akan melaporkan kasus 13 anak ini ke Polda Jawa Tengah pada 15 Oktober mendatang. Sebelumnya untuk korban DRP, LBH Yogya juga sudah lapor ke Polda Jawa Tengah pada 16 September lalu.

"Untuk laporan nanti yang baru di Polda Jawa Tengah karena masing-masing punya peristiwa sendiri, kami nanti akan pisahkan juga laporannya," katanya.

"Yang berbeda dari sebelumnya kami sudah mengantongi nama-nama polisi. Karena anak itu melihat name tag polisi. Kami akan sebutkan dalam laporan. Termasuk salah satu pejabat kepolisian Polres Magelang Kota kami sudah kantongi," tegasnya.