Liputan6.com, Jakarta Talas adalah salah satu tanaman umbi-umbian yang tumbuh subur di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Umbi yang memiliki tekstur pulen dan rasa gurih ini telah lama menjadi sumber karbohidrat penting bagi masyarakat. Menggali manfaat talas memberikan wawasan tentang potensi besar pangan lokal ini.
Kandungan nutrisi dalam talas sangat beragam, menjadikannya pilihan makanan sehat yang patut dipertimbangkan. Mulai dari serat tinggi hingga berbagai vitamin dan mineral, manfaat talas dapat dirasakan untuk berbagai sistem tubuh.
Melansir dari buku Pati Umbi-Umbiandan Resisten Starch Sebagai Prebiotik untuk Kesehatan (2020), umbi talas merupakan makanan yang mudah dicerna karena memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak, sehingga dapat menambah keragaman sumber karbohidrat. Umbi talas bahkan berpotensi dijadikan salah satu sumber Prebiotik untuk kesehatan tubuh.
Berikut Liputan6.com ulas lengkap seputar manfaat talas, Minggu (28/9/2025).
Mengenal Talas dan Kandungan Nutrisi Utamanya
Talas (Colocasia esculenta L. Schott) adalah tanaman dari famili Araceae yang digolongkan sebagai umbi-umbian. Tanaman ini tersebar luas di seluruh iklim tropis dan subtropis, dan di Indonesia dapat dijumpai hampir di semua daerah hingga ketinggian 1000 mdpl. Talas dapat tumbuh secara liar maupun dibudidayakan.
Komponen utama yang terkandung dalam umbi talas adalah pati, yaitu sekitar 73–80%, menjadikannya sumber karbohidrat utama. Selain itu, talas juga mengandung protein, lemak yang sedikit, dan kaya mineral seperti fosfor, kalsium, dan zat besi, serta vitamin A, C, E, B1, riboflavin, dan niasin.
Menurut buku Teknologi Pengolahan Talas dan Aplikasinya (2023), talas memiliki keunggulan dibandingkan umbi lainnya seperti ubi jalar dan ubi kayu karena tingginya kandungan protein, Vitamin B1, mineral seperti fosfor dan besi serta rendah kadar lemaknya. Keunggulan lain, ukuran granula pati talas sangat kecil (1–4 µm), yang membuatnya mudah dicerna, sehingga baik digunakan sebagai bahan makanan untuk lansia atau mereka yang memiliki masalah saluran cerna.
Manfaat Talas untuk Kesehatan Jantung dan Pencernaan
Salah satu manfaat talas yang paling utama adalah kontribusinya terhadap kesehatan kardiovaskular dan pencernaan. Kandungan serat yang tinggi di dalam talas memainkan peran kunci dalam aspek ini.
- Menjaga Kesehatan Saluran PencernaanTalas memiliki kandungan serat yang cukup tinggi. Serat sangat baik untuk menjaga kesehatan saluran pencernaan, membantu melancarkan pergerakan usus, dan mencegah sembelit.
- Berpotensi Sebagai PrebiotikPati umbi-umbian, termasuk talas, dan resistant starch (pati resisten) yang dikandungnya berpotensi sebagai prebiotik. Prebiotik berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik di usus, yang sangat penting untuk kesehatan mikroba usus dan daya tahan tubuh secara keseluruhan.
- Menjaga Kesehatan JantungKandungan serat yang larut dalam air dalam talas dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah. Penurunan kolesterol ini secara langsung berkontribusi pada penurunan risiko penyakit jantung.
- Menurunkan dan Menstabilkan Tekanan DarahTalas mengandung mineral kalium (potassium). Kalium adalah mineral penting yang membantu menyeimbangkan kadar natrium (garam) dalam tubuh dan melemaskan pembuluh darah, sehingga efektif untuk menurunkan dan menstabilkan tekanan darah.
- Mudah Dicerna TubuhKarena ukuran granula pati umbi talas yang sangat kecil (1–4 µm), talas memiliki aspek daya cerna yang mudah. Hal ini menjadikannya makanan yang aman dan baik untuk dikonsumsi oleh bayi, sebagai makanan pengganti ASI, serta untuk lansia yang memiliki sensitivitas atau masalah saluran cerna.
Potensi Talas sebagai Sumber Antioksidan dan Anti-aging
Kandungan senyawa bioaktif pada talas tidak hanya berfungsi sebagai nutrisi dasar, tetapi juga memberikan perlindungan antioksidan dan potensi anti-penuaan.
Menurut buku Sifat Hidrofobik Daun (2023), umbi talas memiliki kandungan flavonoid, terpenoid, tanin, saponin, alkaloid, dan lektin. Senyawa-senyawa ini dikenal memiliki aktivitas antioksidan yang kuat. Flavonoid, khususnya isoorientin, orientin, dan vitexin, dapat melawan radikal bebas dalam tubuh.
Manfaat talas sebagai agen anti-aging atau anti-penuaan juga disebutkan karena kemampuannya dalam menangkal kerusakan sel akibat radikal bebas. Selain itu, umbi talas juga dapat menyeimbangkan pH di dalam tubuh, yang merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan sel dan memerangi kelelahan.
Keunggulan Talas Ungu dan Manfaatnya untuk Diabetes
Talas ungu (Colocasia esculenta L.) adalah salah satu varietas talas yang memiliki keunggulan nutrisi spesifik. Ciri khasnya adalah umbi yang berwarna keunguan akibat tingginya kandungan senyawa tertentu.
Talas ungu diketahui baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus. Senyawa yang terkandung di dalam talas ungu meliputi flavonoid, apigenin, dan antosianin. Manfaat talas ungu secara khusus terletak pada antosianin, yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan antidiabetes.
Sifat antidiabetes ini membantu penderita diabetes melitus dalam mengelola kadar gula darah. Selain itu, antosianin dan flavonoid juga memiliki sifat antiinflamasi, yang menjadikan talas ungu sebagai tanaman obat untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan seperti asma dan artritis.
Peran Talas dalam Peningkatan Sistem Imun dan Kesehatan Tulang
Talas mengandung berbagai vitamin dan mineral yang secara langsung mendukung sistem kekebalan tubuh dan struktur tulang. Mineral yang terkandung dalam talas sangat penting untuk fungsi biologis yang optimal.
Kandungan protein yang cukup tinggi, vitamin C, dan berbagai vitamin B kompleks (seperti tiamin, riboflavin, dan niasin) di dalam talas mendukung produksi dan fungsi sel-sel imun. Vitamin C, sebagai antioksidan, melindungi sel-sel imun dari kerusakan. Manfaat talas sebagai peningkat sistem imun tubuh menjadikannya makanan yang baik untuk dikonsumsi secara rutin.
Selain itu, talas mengandung kalsium dan fosfor yang penting untuk menjaga kesehatan tulang. Asupan kalsium dan fosfor yang memadai sangat diperlukan untuk mempertahankan kepadatan tulang, terutama bagi lansia yang rentan terhadap osteoporosis.