Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh bahwa drone dan rudal yang ditembakkan Rusia terhadap negaranya berisi bagian-bagian yang bersumber dari perusahaan Barat.
Hal itu disampaikan Zelenskyy dalam sebuah posting di media sosial pada hari Senin (6/10). Ia mengatakan bahwa ratusan senjata yang digunakan dalam serangan Rusia selama dua malam sebelumnya mengandung puluhan ribu komponen yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Swiss, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Taiwan, dan Cina.
“Hampir 100.688 komponen buatan luar negeri terdapat dalam drone serangan yang diluncurkan, sekitar 1.500 terdapat dalam Iskander, 192 dalam rudal Kinzhal, dan 405 dalam Kalibr,” tulisnya dilansir Aljazeera.
Ia membuat tuduhan itu saat Ukraina dan beberapa mitra Eropa menekan untuk sanksi yang lebih keras dan pengawasan yang lebih ketat untuk menutup celah pada batas perdagangan saat ini yang diberlakukan akibat invasi Rusia ke negara tetangganya pada Februari 2022.
Zelenskyy meminta masuknya perusahaan-perusahaan AS dan Inggris patut diperhatikan karena peran utama kedua negara tersebut dalam memobilisasi dukungan militer dan keuangan untuk Ukraina saat negara itu berjuang melawan pasukan invasi Rusia.
Presiden Ukraina itu mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan AS memproduksi konverter untuk rudal Kh-101 dan drone tipe Shahed, sensor untuk pesawat tak berawak dan rudal Kinzhal, serta mikroelektronika untuk rudal.
Ia menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan Inggris memproduksi mikrokomputer untuk pengendalian penerbangan drone.
"Ukraina sedang menyiapkan sanksi baru terhadap mereka yang membantu Rusia dan perangnya," kata Zelenskyymenambahkan bahwa data terperinci tentang setiap perusahaan dan produknya telah dibagikan dengan mitra-mitra Ukraina.