REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustadzah Desi Indrawati memberikan kajian inspiratif tentang makna keluarga sakinah dalam Tabligh Akbar Republika di arena Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (11/10/2025). Dalam tausiyahnya, ia mengungkapkan filosofi mendalam dari Tepuk Sakinah yang belakangan viral di media sosial.
Di hadapan seribuan lebih jamaah yang hadir di Ruang Theatre, Ustadzah Desi mengulas makna Tepuk Sakinah yang sudah tidak asing di kalangan keluarga muda muslim, yang liriknya. "Berpasangan-berpasangan (tepuk 3x), janji kokoh (tepuk 3x), saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridha, musyawarah untuk sakinah".
Menurut dia, tepuk sederhana yang sering digunakan dalam edukasi keluarga bukan sekadar tren atau konten lucu semata, tetapi memiliki pesan kehidupan yang sangat dalam. "Tahu teman-teman, ini tuh viral bukan karena sekedar viral aja, tapi ada makna di dalamnya," ujar Ustadzah Desi.
Terapis penyembuhan mental tersebut menerangkan, kata "berpasangan” dalam yel-yel tersebut menjadi pengingat bahwa setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Namun, lebih dari itu, kata Ustadzah Desi, hal itu menjadi pengingat tentang tanggung jawab moral.
"Berpasangan-berpasangan ini reminder bagi kita untuk sementara ingat bahwa kita ini punya pasangan. Kalau kita melakukan kesalahan, pasangan juga akan ikut terbawa," ucap Ustadzah Desi.
Sementara itu, "janji kokoh" mengingatkan tentang pernikahan sebagai mitsaqon ghalizhoh, janji agung yang disaksikan Allah SWT. "Pernikahan itu bukan sekadar akad antara suami dan wali. Tapi ini perjanjian suci dengan Allah. Karena itu keluarga bukan ajang menunjukkan ego, tapi tempat menjaga amanah," jelas Ustadzah Desi.
Dia menyebut, keluarga yang bertahan bukan karena selalu bahagia, tetapi karena kedua pihak memahami nilai perjuangan dan kesakralan ikatan pernikahan. Sedangkan dalam memaknai lirik "Saling cinta, saling hormat, saling jaga", Ustadzah Desi menjelaskan, dalam rumah tangga cinta saja tidak cukup.
Harus ada penghormatan terhadap hak pasangan dan upaya menjaga kehormatan keluarga. "Jangan dibongkar-bongkar aibnya, kecuali kepada orang yang berhak mendengarkan masalah rumah tangga kita. Jangan sembarang posting, jangan sembarang curhat," ucap Ustadzah Desi.