Rafi Catur Okta Mulya (17 tahun) ditemukan meninggal dunia dalam reruntuhan bangunan Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang ambruk pada Senin (29/9). Jasad santri tersebut ditemukan dalam posisi sujud oleh tim SAR gabungan pada Kamis (2/10).
Jasad Rafi ditemukan di sebelah Haical, korban selamat yang sempat diajak interaksi dengan anggota Rescue DPKP Surabaya, Aziz.
Kakak Rafi, Novita Tri Endah (26 tahun) warga Sawahan, Surabaya, mengikhlaskan kepergian adiknya. Namun peristiwa ini tetap menyisakan trauma baginya dan keluarga.
"Trauma banget," ujar Novita kepada wartawan, Senin (6/10).
Rafi satu-satunya anggota keluarga Novita yang bersekolah di ponpes. Peristiwa yang menimpa adiknya itu membuat Novita khawatir jika anak-anaknya nanti ingin menempuh pendidikan di pondok pesantren.
"Mungkin enggak tahu ke depannya ya, mungkin pengin yang sekolah Islam yang biasa yang setiap hari pulang gitu enggak harus tidur di sana, sekolah di sana mungkin. Kalau aku sendiri ya trauma sama adik," ucapnya.
Sesaat setelah peristiwa itu, Novita berusaha mencari tahu cerita penyebab ambruknya bangunan tersebut dari santri-santri yang selamat. Tetangga Novita ada yang juga menjadi santri di ponpes tersebut.
"Katanya robohnya itu ya karena memang ada yang bekerja waktu itu. Masjid itu kalau yang di bawah itu bangunan lama. Jadi dia itu bekerja tingkat lagi, tingkat lagi, itu bangunan baru-baru lagi. Jadi aku enggak tahu yang di bawah itu masih kuat apa enggak atau rampung, masih ditambahin bangunan lagi, bangunan lagi. Aku enggak tahu. Jadi posisi itu bangun ke tingkat berapa gitu ya," tuturnya.
Dari keterangan yang didapat Novita, proses pembangunan masih berjalan ketika para santri melaksanakan salat Ashar berjemaah.
"Itu katanya kalau azan itu berhenti. Jemaah semua itu salat masih kerja terus. Jadi enggak ada berhenti," ungkapnya.
Novita mendukung polisi untuk mengusut penyebab ambruknya bangunan ponpes. Sebab bangunan ponpes terlihat tidak kokoh.
"Kalau dibilang iya, bisa sih seperti itu (kelalaian pesantren) ya. Karena lihat sendiri kayak pilarnya (bangunan musala) itu loh kayak enggak kuat juga," ujarnya.
Meski demikian, ia dan keluarga tidak mengambil langkah hukum terkait meninggalnya Rafi. Novita bilang keluarganya telah mengikhlaskan kepergian adiknya tersebut.
"Kalau keluarga sendiri sama Bapak sih sudah ikhlas. Mungkin kembali lagi, ini takdir adikku seperti ini, kita menuntut pun percuma juga, menuntut pun apa yang di dapat gitu. Kan kasihan adikku takutnya enggak tenang atau apa," ungkap dia.
Novita hanya berharap ada evaluasi yang dilakukan pihak ponpes agar peristiwa yang sama tidak terjadi lagi. "Aku pengin diperbaiki lagi. Jangan sampai ada seperti ini lagi," ucapnya.