Liputan6.com, Jakarta Awal musim Manchester United di Liga Inggris berjalan jauh dari ekspektasi. Tiga kekalahan dari enam laga membuat posisi Setan Merah terperosok hingga papan bawah klasemen. Situasi ini otomatis menempatkan sang manajer, Ruben Amorim, dalam sorotan besar.
Kekalahan terakhir dari Brentford di Old Trafford menambah tekanan yang sudah berat. United kini duduk di posisi ke-14, hasil yang jelas membuat para pendukung gelisah. Nama Amorim pun semakin sering disebut dalam diskusi soal masa depan manajer klub.
Kritik dari pundit sepak bola pun berdatangan. Legenda MU yakni Gary Neville mengaku sangat khawatir dengan performa United di bawah Amorim. Sorotan tajam itu mempertegas betapa rumitnya situasi di Old Trafford.
Meski demikian, Amorim tetap menunjukkan keteguhan hatinya. Menjelang laga melawan Sunderland akhir pekan ini, ia menegaskan tidak ada niatan untuk pergi dari Manchester United. Ia berkomitmen untuk memperbaiki kondisi tim secepat mungkin.
Amorim Tak Gentar Kehilangan Pekerjaan
Ruben Amorim mengaku tidak sedikit pun merasa takut dipecat meski hasil tim mengecewakan. Ia menilai penderitaan terbesarnya justru adalah saat gagal membawa United meraih kemenangan, bukan ancaman kehilangan pekerjaan.
"Karena hal terburuk dalam pekerjaan ini adalah tidak memenangkan pertandingan. Perasaan itu sama seperti yang saya rasakan di Casa Pia ketika saya kalah di divisi ketiga," ungkap Amorim pada Sky Sports.
Ia juga menegaskan bahwa berada di Manchester United adalah sebuah mimpi yang ingin ia perjuangkan. "Dan kemudian ini adalah pekerjaan. Tentu saja, berada di sini adalah mimpi. Dan saya ingin terus di sini. Dan saya ingin berjuang untuk ini," katanya.
Amorim menambahkan bahwa rasa sakit akibat kekalahan selalu lebih berat dibanding rasa takut kehilangan pekerjaannya. "Saya hanya ingin melanjutkan ini. Tapi ketika kami tidak memenangkan pertandingan, itulah penderitaan yang saya rasakan. Bukan rasa takut kehilangan pekerjaan. Saya tidak peduli," tegasnya.
Masa Depan Tergantung Dewan Klub
Amorim menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki rencana meninggalkan klub. Menurutnya, keputusan akhir terkait masa depan seorang pelatih selalu berada di tangan dewan klub, bukan dirinya.
"Itu adalah keputusan dewan. Saya tidak bisa melakukan itu," jelas Amorim kala ditanya apakah ada skenario di mana Anda bisa meninggalkan pekerjaannya tersebut.
Ia mengaku terkadang frustrasi ketika momentum positif tim gagal berlanjut akibat hasil buruk. Namun, Amorim menyebut situasi itu bukan alasan untuk menyerah. "Sangat membuat frustrasi ketika Anda menciptakan momentum, melaju ke pertandingan berikutnya, dan sesuatu terjadi," ucapnya.
Meski begitu, Amorim menegaskan tekadnya untuk terus berjuang. "Tapi itu bukan keputusan saya. Dan saya pikir akan sangat sulit untuk pergi jika saya tidak melakukan segalanya untuk memajukan karier saya di sini," pungkasnya.
(Sky Sports)