Dengan suara meyakinkan, Januar menjelaskan bahwa Mirsa tidak punya niat untuk melarikan diri. “Saya dan Pak Reza Mahardika bersedia menjadi penjamin agar Mirsa bisa menjalani proses ini sebagai tahanan luar,” ucapnya. Penyidik terlihat ragu dan mempertanyakan keseriusan serta jaminan yang dimaksud.
Tak lama berselang, Reza masuk bersama seorang petugas. Matanya langsung bertemu dengan mata Mirsa. Ada jeda sejenak dalam tatapan mereka—penuh makna, campuran luka dan kepercayaan. Dengan tegas, Reza menyatakan, “Saya yang akan menjamin Mirsa.”
Sementara itu, di tempat lain, Pramana sedang berbicara melalui telepon dengan nada serius. Ia memerintahkan anak buahnya, “Saya kasih waktu 1x24 jam. Saya mau kamu dapatkan sampel untuk tes DNA Mirsa. Saya harus tahu secepatnya... dia itu anak saya atau bukan.”
Tanpa disadari, Nurma lewat dan mendengar potongan percakapan itu. Ia terdiam, kaget, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar.