Sinopsis Film Abracadabra yang Tayang 9 Oktober 2025 di Netflix, Ini Fakta Menariknya

Liputan6.com, Jakarta Setelah sukses mencuri perhatian penonton bioskop pada awal 2020 lalu, film fantasi-komedi Indonesia Abracadabra kembali menyapa para pecinta sinema dengan kehadirannya di platform streaming Netflix pada 9 Oktober 2025. Film yang dibintangi oleh Reza Rahadian ini menghadirkan kisah penuh kejutan dan keajaiban melalui dunia sulap yang tak seperti biasanya, membaurkan realitas dengan imajinasi dalam satu rangkaian cerita yang segar dan penuh warna.

Kehadiran Abracadabra di Netflix menjadi momen yang dinantikan tidak hanya oleh penonton yang sempat melewatkannya di layar lebar, tetapi juga bagi pecinta film Tanah Air yang ingin merasakan kembali keunikan film garapan sutradara Faozan Rizal ini. Dengan latar cerita yang eksentrik, visual yang memukau, serta karakter-karakter yang eksentrik, film ini berhasil memadukan unsur magis dan pesan kehidupan dalam kemasan yang menghibur.

Tak hanya itu, perjalanan panjang Abracadabra dari debutnya di festival film hingga akhirnya tayang global menjadi bukti bahwa film Indonesia mampu bersaing dengan karya internasional. Berikut ini sinopsis lengkap, daftar pemeran, hingga fakta-fakta menarik seputar film yang penuh pesona ini.

Film Abracadabra bercerita tentang Lukman, seorang pesulap veteran yang telah kehilangan kepercayaan terhadap dunia sulap karena merasa semua trik hanyalah tipu daya belaka. Di sebuah pertunjukan terakhirnya, ia melakukan trik klasik memasukkan seorang anak ke dalam kotak dan berencana mengakhiri kariernya setelah itu. Namun, kejutan tak terduga terjadi ketika anak tersebut benar-benar menghilang tanpa jejak, membuat Lukman terjebak dalam situasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Kehilangan anak itu bukan hanya mengundang kepanikan penonton, tetapi juga memicu rangkaian peristiwa penuh teka-teki yang membawa Lukman ke dalam perjalanan mencari jawaban atas misteri yang ia ciptakan sendiri. Ia harus menghadapi berbagai karakter aneh dan situasi absurd yang menantang logika, sekaligus menyadarkannya akan arti sejati dari keajaiban.

Di balik lapisan fantasi dan komedi, film ini menyimpan pesan filosofis tentang keyakinan, takdir, dan makna kehidupan. Lukman yang awalnya skeptis terhadap keajaiban, perlahan mulai menyadari bahwa hidup sendiri penuh dengan hal-hal tak terduga yang lebih ajaib dari sekadar trik sulap.

Film ini menghadirkan jajaran aktor papan atas Indonesia yang berhasil menghidupkan karakter-karakter eksentrik di dalamnya. Reza Rahadian berperan sebagai Lukman, sang pesulap yang menjadi pusat cerita, dengan penampilan yang kuat dan penuh emosi dalam menggambarkan konflik batin karakternya.

Selain Reza, film ini juga dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti Salvita Decorte, Butet Kartaredjasa, Dewi Irawan, hingga Jajang C. Noer, yang masing-masing memberikan warna tersendiri pada alur cerita. Kehadiran karakter-karakter ini tidak hanya menjadi pelengkap, tetapi juga menghadirkan dinamika menarik dalam perjalanan Lukman mencari jawaban atas misteri besar yang ia hadapi.

Interaksi antar tokoh yang kuat dan penggambaran karakter yang unik menjadi salah satu kekuatan utama Abracadabra. Para pemain berhasil menciptakan dunia film yang terasa nyata meskipun dibalut dalam nuansa fantasi, sehingga penonton dapat terhubung secara emosional dengan kisah yang ditawarkan.

Salah satu aspek yang paling mencuri perhatian dari Abracadabra adalah kualitas sinematografinya yang memanjakan mata. Faozan Rizal, yang dikenal sebagai sinematografer kawakan sebelum duduk di kursi sutradara, memanfaatkan keahliannya untuk menghadirkan visual yang memikat dan penuh estetika.

Setiap frame dalam film ini dirancang dengan komposisi warna yang dramatis dan pencahayaan yang mendukung nuansa magis. Adegan-adegan sulap ditampilkan dengan koreografi visual yang halus dan penuh detail, memberikan pengalaman sinematik yang lebih mendalam bagi penonton.

Tak hanya memperkuat atmosfer fantasi, sinematografi Abracadabra juga berperan penting dalam menyampaikan pesan naratif. Transisi gambar yang dinamis dan simbol-simbol visual yang kuat membuat film ini bukan hanya sekadar tontonan hiburan, tetapi juga karya sinema yang bernilai artistik tinggi.

Sebelum akhirnya tayang di bioskop pada 9 Januari 2020, Abracadabra lebih dulu diputar secara eksklusif di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2019, sebuah ajang prestisius yang kerap menjadi barometer kualitas film Asia. Penayangan di festival ini menjadi titik awal pengakuan terhadap kekuatan cerita dan visual film tersebut.

Respons positif dari para penonton dan kritikus di JAFF menjadi modal penting bagi perjalanan Abracadabra ke layar bioskop nasional. Kehadiran film ini di jaringan bioskop tanah air pada awal 2020 menandai langkah besar sinema Indonesia dalam menghadirkan genre fantasi dengan kualitas yang kompetitif.

Kini, lima tahun setelah debutnya, film tersebut kembali hadir untuk khalay...