
RUSSELL Vought kini menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di Washington setelah Donald Trump. Kepala Kantor Manajemen dan Anggaran (Office of Management and Budget/OMB) itu tengah memanfaatkan penutupan pemerintahan (government shutdown) untuk melancarkan “terapi kejut” terhadap birokrasi federal Amerika Serikat.
Krisis anggaran yang menyebabkan ratusan ribu pegawai federal dirumahkan tanpa bayaran biasanya hanya berlangsung sementara. Namun kali ini, Gedung Putih memperingatkan bahwa gelombang pemutusan hubungan kerja massal “sudah di ambang pintu.”
Trump memberi mandat langsung kepada Vought untuk merekomendasikan lembaga-lembaga federal yang dianggap layak dipangkas. Di platform Truth Social, Trump bahkan mengunggah video buatan AI yang menggambarkan Vought sebagai malaikat maut (grim reaper) berjalan di Washington sambil membawa sabit.
Vought, tokoh sayap kanan yang dikenal sebagai perancang kebijakan konservatif ekstrem, menjadi salah satu arsitek Project 2025--sebuah panduan pemerintahan yang menekankan kontrol eksekutif yang lebih besar serta pemangkasan drastis terhadap lembaga federal.
Meski sempat menjauhkan diri dari rencana itu saat kampanye pilpres, Trump kini memuji Vought sebagai “tokoh ternama di balik Project 2025.”
Anggota Kongres Partai Demokrat, Rosa DeLauro, menuduh Vought sebagai dalang di balik penutupan pemerintahan. “Ia telah merencanakan hal ini sejak meninggalkan jabatannya dulu, dengan tujuan membongkar fungsi-fungsi penting pemerintahan tanpa memikirkan kelas pekerja, kelas menengah, dan warga rentan yang bergantung padanya,” ujarnya pada hari pertama penutupan pemerintahan.
Penutupan pemerintahan di AS terjadi ketika Kongres gagal meloloskan rancangan anggaran tahunan untuk membiayai operasional negara.
Mengikis Birokrasi Federal
Lahir di Connecticut, Vought merupakan lulusan perguruan tinggi Kristen evangelis kecil sebelum menempuh pendidikan hukum dan bekerja sebagai staf legislatif Partai Republik. Ia kemudian bergabung dengan lembaga konservatif Heritage Foundation sebelum akhirnya menjadi direktur OMB pada masa jabatan pertama Trump.
Selama pemerintahan Joe Biden, Vought mendirikan lembaga think tank bernama Center for Renewing America sebagai wadah untuk merancang pengambilalihan kembali kendali pemerintahan oleh kelompok konservatif.
Tujuannya, menurut Vought, adalah menciptakan efisiensi dalam pemerintahan yang dinilainya “terlalu gemuk dan tidak efektif.” Dalam wawancara dengan Tucker Carlson setelah Trump terpilih kembali pada November 2024, ia menegaskan, “Trump harus bergerak cepat dan agresif dengan pendekatan konstitusional radikal untuk membongkar birokrasi itu.”
Pada September lalu, ia menyebut birokrasi federal AS sebagai “negara administratif yang bangunannya dipenuhi ideologi woke dan bersenjata politik” yang kerap menentang kebijakan presiden terpilih.
Vought kembali dikonfirmasi Senat sebagai Direktur OMB pada Februari 2025. Namun, dalam bulan-bulan pertama pemerintahan Trump, perhatian publik sempat teralih pada Elon Musk yang diberi peran besar untuk memotong pengeluaran federal. Menurut laporan The New York Times, langkah Musk itu sempat membuat Vought gerah karena tidak sepenuhnya sejalan dengan pendekatannya.
Meski demikian, Vought tetap mendukung rencana perombakan besar-besaran terhadap lembaga pemerintahan. “Ya, saya menyerukan adanya trauma dalam birokrasi. Karena birokrasi membenci rakyat Amerika,” ujarnya pada November lalu.
“Prinsipnya sederhana: seluruh kekuasaan eksekutif harus berada di tangan cabang eksekutif,” tegasnya.
Vought juga telah menyuarakan keinginannya untuk menghapus bantuan luar negeri, menghentikan pendanaan bagi lembaga penyiaran publik, serta mencabut puluhan regulasi federal. “Terlibat langsung dalam proses ini sungguh menggairahkan,” ujarnya. (Ndf/I-1)